Kisah Burung Unta dan Oasis

K. Tatik Wardayati

Editor

Kisah Burung Unta dan Oasis
Kisah Burung Unta dan Oasis

Intisari-Online.com – Burung unta adalah burung terbesar di dunia dan memilik telur terbesar di bumi. Ia juga hewan tercepat di darat yang berkaki dua, setelah cheetah. Berikut ini adalah kisah fiktif tentang burung unta yang tepat membantu menyelamatkan kehidupan seorang wisatawan kesepian.

Seorang pria bepergian sendirian dengan untanya melalui gurun yang luas. Perbekalan air dan makanannya sudah habis, dan pria itu pun jatuh pingsan. Ia tidak mengetahui rute yang lebih aman para kafilah yang bisa menyentuh oasis untuk mengisi stok air dan makanan.

Seekor burung unta melewati cara jalan itu. Ia melihat situasi. Ia menemukan sebuah botol air milik manusia, terbuka dan kosong, tergeletak di pasir kering. Terdapat tali kulit yang digunakan untuk mengikat botol itu ke tubuh manusia. Burung unta itu memegang tali botol di mulutnya dan melanjutkan perjalanan ke oasis terdekat.

Oasis merupakan daerah yang subur terisolasi dalam gurun yang dilimpahi air dan vegetasi. Oasis terbentuk ketika badai membawa pergi sejumlah debu dan pasir, lalu menggali tanah hingga dekat air. Sebuah oasis sangat stabil dan mengelola vegetasi. Migrasi burung dapat menyimpan biji dan kotoran sehingga menciptakan vegetasi pada oasis.

Dalam oasis, terdapat sebuah kolam dengan air segar, dikelilingi oleh beberapa pohon buah seperti kurma, ara, zaitun, dan aprikot. Burung unta memasukkan botol ke dalam air dan mengisinya. Kemudian ia membawa kembali kepada pria yang pingsan itu dan meletakkannya dekat dengan kepala pria itu. Pria itu terbangun karena bersentuhan dengan air dingin. Ia bangkit dengan sekuat tenaganya dan meminum air itu. Mendapatkan kembali kekuatan yang hilang, ia berdiri dan memeluk burung unta itu.

Burung unta itu kemudian membimbing pria dan ontanya ke oasis terdekat, di mana mereka bisa beristirahat, minum, makan, dan mengumpulkan air serta makanan untuk perjalanan mereka selanjutnya. Sambil bersantai di oasis, pria itu bertemu dan bergabung dengan kafilah lain yang datang ke oasis itu untuk beristirahat. Pria itu dengan penuh rasa syukur mengucapkan selamat tinggal pada burung unta yang telah menyelamatkan hidupnya yang berharga.