Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok Adalah, Simak Ulasan Berikut!

Tatik Ariyani

Penulis

Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah
Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah

Intisari-Online.com -Sudah tahukah Anda mengenai latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah?

Untuk menjawab pertanyaan latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah, simak ulasan berikut ini.

Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua terkait pelaksanaan proklamasi.

Peristiwa Rengasdengklok berkaitan dengan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II setelah dibom atom Sekutu.

Menurut Sutan Remy Sjahdeini dalam buku Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum (2021), peristiwa Rengasdengklok dimulai dari 14 Agustus 1945.

Tepatnya ketika Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Yakni setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom.

Berita kekalahan Jepang tersebut kemudian didengar cepat oleh bangsa Indonesia.

Khususnya para pemuda yang bekerja di kantor Berita Jepang, Domei.

Kemudian, terjadilah perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua

Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-nilai (2020) karya Ardhamo Prakoso dkk, golongan muda yang tergabung dalam Angkatan Muda Indonesia, dipimpin oleh Chaerul Saleh, telah mengetahui berita kekalahan Jepang tersebut.

Kemudian mereka mengadakan pertemuan yang hasilnya, Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaannya.

Golongan muda berpendapat bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa, termasuk Indonesia.

Pada hari yang sama, Soekarno dan Moh. Hatta yang kembali dari Dalat setelah memenuhi undangan Marsekal Muda Terauchi, belum mengetahui perihal kekalahan Jepang.

Para pemuda pun kemudian mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tanpa bantuan Jepang.

Akan tetapi, golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta, lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya.

Sebab, proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI yang akan diselenggarakan pada 18 Agustus 1945, sebagaimana yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon.

Tentu saja, pendapat tersebut tidak digubris oleh golongan muda.

Mereka tetap bersikeras terhadap prinsipnya.

Sehingga terjadilah perbedaan pendapat di antara golongan muda dan tua.

Pada akhirnya, golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat, untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.

Golongan muda tetap memaksa kedua tokoh tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, tanpa campur tangan Jepang.

Usaha tersebut masih tidak berhasil karena Soekarno-Hatta masih kekeh terhadap pendiriannya.

Pada waktu yang bersamaan, Achmad Soebardjo mengetahui bahwa Soekarno tidak berada di Jakarta.

Setelah mengetahui bahwa Soekarno diculik golongan pemuda, ia berusaha menyelesaikan permasalahannya.

Terjadi negosiasi di antara golongan muda dan tua, yang pada akhirnya menghasilkan kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan harus diadakan di Jakarta.

Achmad Soebarjo kemudian meminta para pemuda untuk segera memulangkan Soekarno-Hatta ke Jakarta.

Sebagai gantinya, ia menjanjikan untuk segera mengumandangkan proklamasi kemerdekaan tanpa keterlibatan Jepang.

Dengan tercapainya kesepakatan tersebut, Jusuf Kunto dan Achmad Soebarjo dengan didampingi Sudiro berangkat ke Rengasdengklok, menjemput Soekarno-Hatta untuk pulang ke Jakarta.

Baca Juga: Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdakaan RI

Baca Juga: Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok, Ketegangan Antara Golongan Muda dan Tua

Artikel Terkait