Intisari-online.com - Kapal induk China berikutnya dan keempat kemungkinan masih hanya menggunakan mesin diesel konvensional, daripada mesin nuklir, kata para analis.
Artinya, angkatan laut China masih kalah dengan angkatan laut AS dalam hal teknologi kapal induk.
Semua 11 kapal induk AS yang saat ini beroperasi adalah kapal induk nuklir.
Alasan mengapa kapal induk China berikutnya masih menggunakan mesin konvensional adalah karena teknologi reaktor nuklir China belum mencapai tingkat lanjutan yang dibutuhkan untuk melengkapi kapal induk, menurut SouthChina Morning Post(SCMP).
China pekan lalu meluncurkan kapal induk ketiganya, Fujian, menggunakan teknologi ketapel elektromagnetik yang sama dengan kapal induk AS.
Kapal Fujian memiliki kapasitas operasi yang terbatas karena mesin diesel.
USS Kitty Hawk, kapal induk AS terakhir yang menggunakan mesin diesel, dinonaktifkan pada tahun 2009, dan harus kembali ke pelabuhan untuk mengisi bahan bakar sebulan sekali.
Sumber yang tidak disebutkan namanya di militer China mengatakan bahwa proses desain untuk kapal induk keempat (Tipe 004) telah selesai, tetapi kapal tersebut kemungkinan masih menggunakan mesin konvensional, menurut SCMP.
"Kepemimpinan angkatan laut belum membuat keputusan akhir, tetapi condong ke arah opsi menggunakan mesin konvensional untuk kapal Tipe 004," ungkap sumber yang tidak disebutkan namanya itu.
Kapal induk keempat akan dibangun dalam waktu dekat dan diharapkan akan diluncurkan pada periode 2025-2027.
Jiangnan Shipyard di Shanghai masih akan melakukan pembangunan kapal induk.
Baja khusus untuk konstruksi kapal induk telah disiapkan, namun masih perlu menunggu hingga kapal Fujian menyelesaikan beberapa uji coba laut.
Menurut pakar militer, tanda di atas adalah bukti terbaru bahwa China belum mampu mengejar AS dalam teknologi kapal induk.
"Masih ada jalan panjang bagi China untuk mengembangkan kapal induk nuklir," kata Zhou Chenming, pakar militer yang berbasis di Beijing.
China ingin memiliki empat kelompok tempur kapal induk pada tahun 2030. Namun sejauh ini, hanya kelompok kapal induk Liaoning yang telah menunjukkan kesiapan tempur.
China telah mengembangkan reaktor nuklir untuk kapal selam rudal balistik. Namun kapal Type 094 memiliki ukuran terbesar hanya 11.000 ton, setara dengan 15% dari kapal induk Fujian.
Tantangan terbesar dengan mesin nuklir di kapal induk adalah kebutuhan untuk memastikan kecepatan tinggi kapal, operasi jarak jauh selama delapan bulan waktu untuk menyimpan makanan dan air untuk awak kelompok sekitar 5.000 orang.
Menurut Zhou, kapal Fujian masih berlabuh di pabrik Jiangnan dan belum diuji di laut. Ini adalah tanda bahwa kapal mengalami beberapa masalah.
"Masalah atau malfungsi tidak dapat dihindari karena Fujian adalah kapal induk generasi baru pertama China," kata Zhou.
"Masalah yang dimiliki Amerika Serikat dengan USS Gerald R. Ford juga bisa terjadi dengan Fujian," katanya.
"Untuk alasan keamanan, tidak disarankan untuk terburu-buru melengkapi kapal induk dengan mesin nuklir," Zhou memperingatkan.
Reaktor ACP100 paling modern di China belum menggunakan bahan bakar nuklir seefisien reaktor yang dilengkapi AS di USS Nimitz dan USS Ford.
Dengan kata lain, reaktor China harus diisi ulang setiap dua hingga tiga tahun, menurut SCMP.
Sementara itu, setiap 20 tahun, AS perlu memelihara dan mengisi bahan bakar reaktor nuklir di kapal kelas USS Nimitz.