Intisari-Online.com – Seekor sapi sedang beristirahat dan melamun. Seekor nyamuk muncul dan menantang sapi. Katanya, “Kau memiliki perasaan lebih kuat dan lebih besar dari saya. Saya akan menunjukkan kepadamu bagaimana kuatnya saya.”
Nyamuk itu memberi gigitan tajam pada bagian lunak dari sapi, berusaha menghindar setiap sapi berusaha untuk mengusirnya. Sapi mengingatkan nyamuk itu dengan baik dan penuh perhatian, “Harap diingat, kesombongan akan jatuh.”
Nyamuk terus menyerang, terbang jauh dari kibasan ekor sapi. Tiba-tiba ia tertangkap dan terperangkap dalam jaring laba-laba. Sayapnya terjebak dan ia tidak bisa bergerak. Laba-laba merasakan jatuhnya musuh dan mendekati dengan cepat untuk melumpuhkan nyamuk dan membunuhnya. Nyamuk itu ketakutan. Ia berteriak keras, “Bantu saya. Saya tertangkap di jaring laba-laba. Tolong maafkan saya. Saya akan dibunuh. Tolong bantu saya!”
Sapi itu sangat baik dan lembut. Dengan hati-hati sapi mengibaskan ekornya, ia pun menghancurkan jaring laba-laba dan membuat nyamuk itu bebas. Nyamuk itu malu pada dirinya sendiri karena sebelumnya telah membual pada sapi. Ia mengakui kesalahannya. Katanya, “Anda pasti lebih kuat. Maafkan kebodohan dan kesombongan saya. Terima kasih karena telah menyelamatkan saya. Saya tidak akan pernah mengganggu Anda.”
Kesombongan akan menuju kepada kebinasaan, dan arogansi pada kejatuhan. Kerendahan hati tidak menyangkal kekuatan yang kita miliki. Ini menyadari bahwa kekuatan datang melalui kita, bukan dari kita. Kerendahan hati adalah kualitas yang aneh. Saat orang berpikir tentang itu, maka ia akan kehilangan.