Intisari-Online.com – Ini adalah pengalaman saya mewawancarai produsen pakaian terkenal di Milan, Italia. Italia adalah negeri yang tersohor karena produk-produk pakaian jadi dan sepatu berkualitas tinggi.
Seorang pria paruh baya dengan tutur kata halus menyambut kedatangan saya. Setelah perbincangan mendalam mengenai kualitas baju, proses produksi dan cara pengemasannya, dengan senang hati ia mengajak saya melihat-lihat pabriknya. Di pojok ruangan mata saya tertarik pada seorang lelaki berambut putih duduk tinggi menghadap meja pola pakaian.
“Dia ayah saya, sebentar, akan saya perkenalkan.”
Melalui sang anak, ia mengkisahkan bahwa kepandaiannya membuat pola memotong pakaian didapat secara turun-temurun dari ayahnya. Kini di usianya yang sudah 84 tahun, ia masih tekun bekerja. Saya bertanya apa rahasianya membuat pakaian bermutu, serta bakatnya yang luar biasa?
“Maaf ayah tak memiliki jawaban teknis untuk pertanyaan Anda. Tapi ia mengatakan bahwa pengalaman itu amat penting. Ia sendiri tidak tahu menahu soal “bakat” itu karena yang ia kuasai hanya membuat pakaian. Untuk membuat pakaian y ang bagus, Anda tidak bisa memotong-motong kain dengan pisau atau gunting. Anda harus memotongnya dengan cinta, demikian sang putra menerjemahkan penjelasan ayahnya.
Saya teringat pernyataan ekonom Thomas Carlyle, “Praktis tak ada seorang pun di dunia ini yang membuat barang buruk dan menjualnya murah. Barang siapa yang hanya mementingkan harga akan termakan sendiri.”
Orang tua tersebut tahu benar perbedaan antara seni dan industri. Anda bertanggung jawab akan apa yang Anda kerjakan; Inilah rahasia si penjahit. (Intisari)