Advertorial
Intisari-Online.com -Setelah dua tahun batal memberangkatkan jemaah haji karena pandemi Covid-19, tahun ini Indonesia memastikan keberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci.
Di tengah menanti keberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci, selalu ada cerita menarik dari para jemaah calon haji 2022.
Beberapa di antaranya adalah cerita dari dua tukang becak bernama Eme (65) dan Holili Addrae Sae (60).
Setelah bertahun-tahun menabung dari hasil bekerja sebagai tukang becak yang hasilnya tak seberapa, keduanya akhirnya berhasil mewujudkan impian mereka untuk berhaji tahun ini.
Eme, tukang becak asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dan istrinya, Icih (62), seorang buruh tani, menabung selama puluhan tahun demi bisa mendaftar haji.
Eme dan Icih setiap harinya menabung Rp20.000 hingga Rp50.000, tergantung ramainya pelanggan.
Mengutip Tribun Jabar, ia mengatakan, "Dari mengais rezeki jadi tukang becak saya sama istri selalu niat untuk menabung untuk haji. Paling sedikit Rp20.000, kalau sedang ramai Rp50.000 sehari."
Namun, perjuangan mereka untuk berangkat haji tidak selalu mulus.
Eme pernah sama sekali tidak memiliki uang untuk makan sehari-hari, sehingga ia terpaksa mengambil uang tabungan haji dan berpikir akan mengembalikannya lebih banyak lagi nanti.
Setelah perjuangan puluhan tahun tersebut, Eme dan Icih akhirnya mendapat kabar bahwa mereka menjadi jemaah calon haji 2022.
Mereka akan berangkat pada 11 Juni 2022 nanti.
Namun, pasangan itu masih bingung karena tidak memiliki uang sepeser pun untuk bekal ke Tanah Suci.
Selain itu, mereka juga harus menjalankan sejumlah program sebelum berangkat haji, seperti manasik haji, pelatihan, dan mengambil sejumlah fasilitas yang diberikan pemerintah.
"Saya bingung dari awal dinyatakan berangkat haji, ternyata harus ikut program-program, seperti manasik haji. Otomatis saya harus ke sana sama suami, tapi tuh ga ada ongkos ke sana, bekal makan selama di sana," ungkapnya.
Icih mengungkapkan bahwa saat mereka mengikuti manasik haji, keduanya tidak membawa bekal sama sekali.
"Waktu di sana juga ditanya, ada bekal berapa untuk naik haji, kata saya gak ada sama sekali. Saya bingung. Uang sudah habis semua untuk biaya haji," ungkapnya.
Untunglah, pasangan tersebut mendapatkan bantuan dari Bupati Majalengka Karna Sobahi.
"Ya, alhamdulillah, ya, Allah, dapat bantuan dari Bupati. Senang sekali pastinya, jadi bisa bekal buat haji buat makan, minum di sana," jelasnya.
Sementara itu, tukang becak asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Holili Addrae Sae juga menceritakan jerih payahnya demi menabung untuk naik haji.
Uang yang diperolehnya dari menarik becak dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk berhaji bersama istrinya.
"Sehari kadang mendapat Rp30.000 sampai Rp50.000, kadang juga tidak mendapat apa-apa," bebernya.
Selain menarik becak, Holili juga menjadi kuli angkut di pelabuhan yang tidak jauh dari rumahnya.
Penghasilan yang didapat Holili kemudian dibelikan emas agar tabungan itu tersimpan dengan baik.
Pada tahun 2011, sang istri, Busideh, juga mendapat arisan sehingga ditambah hasil penjualan emas, bisa menjadi bekal mereka untuk mendaftar haji.
Pada tahun 2020, mereka mendapat kepastian bahwa mereka akan naik haji pada 2022.
Namun, Busideh kemudian meninggal dunia.
Beberapa saat menjelang keberangkatan, Holili juga tidak memiliki cukup uang sebagai bekal dan membayar kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).
Untungnya, pihak KBIH bersedia memfasilitasi keberangkatan hajinya tanpa dipungut biaya.
Setelah perjuangan panjang tersebut, pada Jumat (17/6/2022), Holili akan berangkat ke Tanah Suci.
Baca Juga: Inilah Tujuh Kunci Utama tentang Agama Israel dan Politiknya, Israel Tanah Suci Tiga Agama Ini