Dahsyatnya Imbas Perang Rusia-Ukraina, Seluruh Dunia Terancam Alami Krisis Sampai Beberapa Negara Presiden Jadi Korbannya, di Indonesia Malah Sosok Ini yang Jadi Korban

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com -Ancaman krisis ekonomi akibatperang Rusia-Ukraina benar-benar dialami oleh sejumlah negara.

Salah satu negara yang sudah merasakan dampak krisis adalah Sri Lanka.

Melansir Tribunnews.com, Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri pada Senin, 9 Mei 2022, setelah didemo besar-besaran oleh warganya yang kesulitan memperoleh BBM dan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.

Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sekitar 60 negara akan ambruk perekonomiannya karena ancaman krisis dan situasi global yang tidak menentu.

Data tersebut didapatkan dari Bank Dunia atau World Bank dan Dana Moneter International atau International Monetary Fund (IMF).

Namun sejauh ini ekonomi Indonesia masih dianggap aman.

Meski oleh Bank Dunia, Indonesia masih dianggap aman dari ancaman krisis namun sebenarnya mulai terasa dampak dari perang Rusia-Ukraina yang mulai terjadi sejak 24 Pebruari 2022 lalu.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan pergantian Menteri Perdagangan dari Muhammad Lutfi ke Zulkifli Hasan untuk mengantisipasi dampak itu.

Saat ini, menurut Anis, Indonesia mulai merasakan adanya dampak kenaikan harga komoditas energi dunia (minyak dan gas), harga bahan pangan sehingga menyebabkan tingginya inflasi.

"Mendag (Muhammad Lutfi) itu diganti, karena kesalahan dia sendiri dalam menerapkan kebijakan."

"Bagaimana mungkin kita negara produsen terbesar sawit mengalami kelangkaan minyak goreng, itu sama saja seperti kelangkaan BBM yang terjadi di Arab Saudi," ujar Anis Matta pada acara diskusi Gelora Talks bertajuk "Kapan dan Bagaimana Akhir Perang Rusia-Ukraina? Apa Dampaknya terhadap Ekonomi Dunia?, Rabu (15/6/2022).

Menurut Anis Matta, sebagian besar pemimpin di dunia termasuk di Indonesia, mulai kebingungan dan tidak mengerti cara dalam menghadapi krisis yang sangat kompleks saat ini.

"Sudah banyak Presiden dan Perdana Menteri di dunia ini yang jadi korban, jatuh pemerintahannya akibat krisis sekarang."

"Tapi bedanya di sini, korbannya Mendag (Muhammad Lutfi)," ucap Anis Matta.

Anis Matta mengatakan, penujukkan Zulkifli Hasan sebagai Mendag bisa menjadi solusi bagi Jokowi, atau sebaliknya menjadi bumerang dan menjadi masalah baru bagi Kabinet Indonesia Maju.

"Menjelang Pemilu 2024 mendapatkan pos baru di kabinet itu sangat bagus. Tapi taruhannya sangat besar seperti menggenggam bara api," ucapnya.

"Nanti kita akan melihat, apakah Pak Zulkifli Hasan ini akan menjadi solusi atau justru akan menjadi masalah baru bagi kabinet Jokowi," imbuhnya.

Anis Matta menilai, penunjukkan Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan sebagai anomali besar abad ini.

Anis Matta menilai penunjukan Zulkifli Hasan sebagai menteri perdagangan akan menjadi pertaruhan besar bagi reputasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang berakhirnya masa jabatannya pada 2024 mendatang.

Baca Juga: Ramai Resuffle Kabinet, Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Kena Semprot Jokowi Tapi Malah Selamat dari Reshuffle, Apa Penyebabnya?

(*)

Artikel Terkait