Bersiap Meninggalkan Kesenangan Duniawi

K. Tatik Wardayati

Editor

Bersiap Meninggalkan Kesenangan Duniawi
Bersiap Meninggalkan Kesenangan Duniawi

Intisari-Online.com – Seorang anak kebetulan, di rumahnya, melihat sejumlah besar permen manis dalam botol kaca dengan leher yang sempit. Ia bersemangat meletakkan tangannya ke dalam botol dan menggenggam permen.

Ia tidak bisa mengeluarkan tangannya dari botol karena ia enggan membuka tangannya. Ia khawatir dan berteriak keras. Orangtuanya datang dan memintanya untuk membuka tangannya dan menariknya keluar dari botol. Tapi anak itu tidak mau karena takut ia akan kehilangan permen jika ia membuka tangannya. Anak itu makin memperketat cengkeramannya pada permen dan terus menangis.

Orangtuanya mencoba yang terbaik tetapi anak itu tidak mau mendengarkan mereka. Ketika semua upaya gagal, mereka berpikir bahwa satu-satunya pilihan untuk menyelamatkan anak itu adalah memecahkan botol. Tapi mereka takut bila usaha itu mungkin akan melukai anak itu. Akhirnya mereka pun memanggil tetangga dekat mereka, yang kebetulan berprofesi dokter, untuk melakukan perawatan medis jika terjadi kecelakaan.

Dokter itu mendengar cerita dari orangtua. Ia sangat bijaksana dan pintar. Ia kemudian meminta mereka untuk tidak memecahkan botol itu sampai ia tiba. Sang dokter pun datang dengan segera. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah permen besar dalam wadah yang sangat menarik. Ia menawarkan kepada anak itu. Anak itu senang. Ia membuka kepalan tangannya dengan mudah, mengeluarkan tangan dari botol, dan meraih permen yang lebih besar. Semua orang senang. Orangtua anak itu menghargai kecerdikan dokter dan mengucapkan terima kasih.

Seperti anak kecil dalam kisah tersebut, mungkin kita harus bersiap untuk meninggalkan kesenangan kecil demi mengumpulkan tujuan yang lebih besar. Ketika kepentingan duniawi kita gagal, kita harus membuka tangan kita untuk menerima kebahagiaan dari Tuhan yang murah hati dan memberikan kebahagiaan surgawi. Ataukah bila seseorang mendapatkan kemenangan di dunia tetapi kehilangan nyawa atau jiwanya?