Buah Termanis Upah Kejujuran

Lila Nathania

Editor

Buah Termanis Upah Kejujuran
Buah Termanis Upah Kejujuran

Intisari-Online.com - Seorang pemilik tanah yang kaya raya memiliki ladang buahyang luas. Agar buah-buahan itu terawat dengan baik, ia mengambil seorang pemuda biasa dari desa untuk mengurus tanamannya.

Berbulan-bulan berlalu dan hampir semua buah di ladang pemilik tanah itu sudah matang. Tuan tanah itu sangat senang dan ia meminta pemuda desa itu untuk mengambilkan berbagai macam buah dari kebun itu untuk diletakkan di meja tamu.

Pada saat itu pula, sang tuan tanah mendapatkan sejumlah tamu. Tamu-tamu ini berniat untuk mempersunting anaknya yang cantik, cerdas, dan anggun. Mereka semua datang dengan mas kawin berlimpah. Ada yang membawa emas, berlian, dan berbagai perhiasan lainnya.

Walau begitu, tuan tanah ini tidak terkesan. Ia merasa semua itu terasa palsu dan tidak tulus. Di tengah kebingungannya, ia mulai memakan sejumlah buah yang ada di meja tamu. Betapa kagetnya ia karena hampir semua buah-buah itu rasanya masam. Dengan marah, ia memanggil sang pemuda desa.

"Sudah berbulan-bulan kamu mengurus ladangku. Bagaimana bisa kamu tak mampu membedakan mana buah yang baik dan buruk untuk kau berikan padaku?" Dengan muka takut pemuda desa itu menjawab, "Tuan hanya menyuruh saya menggarap dan menjaga ladang. Saya tak pernah punyanyali untuk mencicipi buah-buah itu. Jadi saya tak tahu bagaimana membedakan buah yang baik dan buruk untuk tuan."

Mendengar jawaban itu, terkesanlah sang tuan tanah dengan kejujuran sang pemuda desa. Saat itu jgua, ia memutuskan untuk menikahkan anaknya dengan sang pemuda. Kejujuran yang ditunjukkannya merupakan mas kawin paling berharga yang dibutuhkan dalam kehidupan perkawinan.