Banyak Orang Hancur karena Keinginan akan Uang

K. Tatik Wardayati

Editor

Banyak Orang Hancur karena Keinginan akan Uang
Banyak Orang Hancur karena Keinginan akan Uang

Intisari-Online.com – Seorang pria tua kaya sedang menghadapi kematiannya di tempat tidurnya. Dokter pribadinya telah memberinya perawatan mahal yang sebenarnya tidak perlu. Pengacaranya juga mulai menguras hartanya dengan menyeret ia ke dalam masalah yang tidak perlu dan memberikan nasihat hukum yang mahal.

Pria tua itu menyadari apa yang mereka lakukan. Ia memanggil dokter dan pengacaranya untuk mendatangi tempat tidurnya, lalu ia meminta mereka untuk berdiri di kedua sisi tempat tidur. “Saya ingin mati seperti Yesus,” katanya, mengingatkan kematian Yesus di kayu salib di antara dua pencuri.

Dua orang dalam kisah tadi, mungkin pengecualian atas profesi mereka, karena kita masih bisa menemukan beberapa dokter dan pengacara yang memberikan pelayanan khusus, selaras dengan bisikan hati nurani mereka.

Russel H. Conwell, dalam buku klasiknya, Acres of Diamonds, menceritakan kisah seorang pria kaya, Ali Hafed, yang menjual tanah dan menghabiskan kekayaannya untuk mencari berlian. Dia kehilangan segalanya dan meninggal dalam kemiskinan. Sementara orang yang membeli tanahnya tanpa sengaja menemukan kerikil bersinar di tanah yang awalnya dimiliki oleh Ali Hafed itu. Ternyata diketahui bahwa itu adalah berlian mahal. Kemudian beberapa berlian yang sama dikumpulkan dari tanah itu dan dalam perjalanan waktu tanah itu berkembang menjadi tambang berlian terkenal. Pemilik baru tanah Ali Hafed ini mengumpulkan kekayaan besar. Sementara, Ali yang pergi mencari kekayaan meninggal dalam kemiskinan di pantai Teluk Barcelona.

Banyak orang hancur karena keinginan mereka terhadap uang. Uang adalah perangkap bagi mereka yang terpesona oleh itu, perangkap bahwa setiap orang bodoh bisa jatuh. Uang itu seperti api, hamba yang sangat baik, tapi guru yang mengerikan.

Uang mungkin memberi kita hiburan, tetapi tidak kebahagian; membeli tempat tidur, tetapi bukan tidur; buku, tetapi bukan otak; mobil, tetapi bukan keamanan; sahabat, tapi bukan teman; pendidikan, tetapi bukan hikmat; sanjungan, tapi bukan menghormati; makanan, tetapi bukan nafsu makan; rumah, tapi bukan keluarga; kemewahan, tapi bukan budaya; obat-obatan, tapi bukan kesehatan; ornamen, tapi bukan keindahan; biola, tapi bukan musik.