Mulai dari Jam Digital dan Tutup Botol di Rambut Mereka Hingga Kartu Sim di Telinga Mereka, Suku Dassanach dari Lembah Omo di Ethiopia Ini Ubah Sampah Jadi Perhiasan Cantik dan Tidak Ingin Menjualnya

K. Tatik Wardayati

Editor

Suku Dasaanach yang memakai barang bekas sebagai perhiasan mereka.
Suku Dasaanach yang memakai barang bekas sebagai perhiasan mereka.

Intisari-Online.com – Apa yang Anda lakukan pada jam digital Anda, tutup botol, hingga kartu SIM yang sudah tidak terpakai lagi? Anda pasti membuangnya.

Suku Dassanach dari Lembah Omo di Ethiopia menemukan cara yang kreatif dan ramah lingkungan untuk menggunakan sampah-sampah itu.

Suku Dassanech telah membuktikan diri sebagai kelompok hemat dengan banyak pria dan wanita suku yang mengenakan perhiasan unik mereka yang terbuat dari segala sesuatu mulai dari jam tangan digital lama hingga tutup botol.

Mereka membuat perhiasan kepala mereka yang luar biasa indah dari tutup botol, jam tangan yang rusak, hingga potongan jaring keperakan.

Hiasan kepala yang indah ini dikenakan secara berbeda di setiap generasi.

Mereka juga membuat anting-anting dari kartu SIM dan kalung dari tutup jarum suntik.

Anak-anak bisa memakai perhiasan kepala dasar tanpa memandang jenis kelamin mereka, sedangkan wanita tertua memakai yang paling besar.

Pria memakai perhiasan kepala tutup botol sampai mereka menikah.

Pada tahap akhir kehidupan mereka, mereka mengenakan topi baja yang lebih sederhana.

Melansir demilked, seorang fotografer Prancis Eric Lafforgue, 51, menghabiskan beberapa tahun menjelajahi adat istiadat suku ini, dan memberikan beberapa foto menakjubkan dari mereka yang menunjukkan aksesoris buatan tangan mereka.

Eric mengambil gambar menakjubkan dalam tiga perjalanan ke suku Ethiopia Selatan itu, dari lembah Omo dekat perbatasan Kenya, melansir dari Daily Mail.

Namun, orang-orang ini menolak untuk menjualnya karena itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.

Menurut Eric, kota di Etiopia itu menjadi tempat pijakan bagi para pekerja yang membangun jembatan di seberang Sungai Omo.

“Karena itu jeruji bermunculan di mana-mana, dan di mana ada batang maka ada botol, di mana ada botol maka ada tutup botol.”

“Suku Dassanech menggunakan kembali pasokan baru tutup botol bekas ini dengan membuatnya menjadi hiasan kepala dan perhiasan lainnya. Semakin banyak topi yang mereka miliki, membaut mereka semakin percaya diri.”

Selain kalung manik-manik tradisional, hiasan kepala ini juga merupakan aksesoris modis.

Suku ini juga melengkapi pernak-pernik daur ulang mereka denganbulu binatang dari cheetah dan monyet.

“Segala sesuatu yang berasal dari dunia ‘modern’ memiliki potensi sebagai aksesori. Ini adalah cara bagi mereka untuk mengikuti kemajuan teknologi modern yang tidak dapat mereka akses, dengan mengubahnya menjadi mode,” ujar Eric.

Baca Juga: Tak Cukup dengan Tangis untuk Ungkapkan Kesedihan dan Duka, Wanita Suku Dani di Papua Punya Tradisi Potong Jari Ketika Orang yang Mereka Cintai Meninggal

Baca Juga: Berusia 1.300 Tahun, Patung Kepala Dewa Jagung yang Ditemukan ini Tunjukkan Bagaimana Suku Maya Menyembah Dewa Ini yang Dipenggal Kepalanya Setiap Kali Musim Panen dan Terlahir Kembali

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait