Meniru Sebatang Pensil Kayu (1)

Lila Nathania

Editor

Meniru Sebatang Pensil Kayu (1)
Meniru Sebatang Pensil Kayu (1)

Intisari-Online.com – Kita bisa menganalogikan perjalanan manusia seperti pensil. Agar bahagia, kita perlu menjadi layaknya pensil dalam hidup.

Dalam hidup, kita bisa mencontoh sebatang pensil kayu yang sederhana. Ada banyak orang yang sukses dalam hidupnya, namun jangna lupa bahwa kita hanyalah sebatang pensil. Sebenarnya ada sebuah tangan yang besar dan membimbing setiap langkah hidup kita. Tangan ini adalah Tuhan. Allah selalu membimbing kita meraih kesuksesan. Jadi jangan pernah menyombongkan kesuksesan yang kita raih berkat pertolongan-Nya.

Saat menggunakan pensil, kita pasti pernah berhenti untuk merautnya. Pensil yang diraut akan terluka, sakit, dan bahkan kehilangan sebagian dirinya yang lama. Namun memang begitulah proses untuk menjadi lebih baik. Ketika sudah diraut, pensil akan menjadi tajam. Dengan terus mengasah diri dan melalui berbagai macam masalah dalam hidup, kita bisa menjadi lebih baik dan lebih tajam dalam menghadapi apapun. Ingatlah bahwa penderitaan dan kesedihan tidak abadi, mereka justru akan membuat kita jadi orang yang lebih tangguh.

Pensil juga tak pernah keberatan saat kita memakai penghapus. Tak pernah ada pensil yang berhasil menuliskan segala sesuatunya 100% benar. Pensil membuat kesalahan, penghapus menghapus yang salah dan pensil memperbaikinya. Ingatlah bahwa manusia selalu membuat kesalahan. Tak perlu malu atau merasa gagal. Akan selalu ada kesempatan untuk menghapus yang lalu dan menulis lagi untuk mengutarakan dan menjalankan kebenaran.