Cangkir yang Cantik

Lila Nathania

Editor

Cangkir yang Cantik
Cangkir yang Cantik

Intisari-Online.com – Dahulu aku hanyalah sebuah tanah liat yang buruk dan kotor. Hingga suatu ketika seorang pengrajin datang dan melemparkan aku ke sebuah roda berputar.

Pengrajin ini sangat kejam. Ia memutar-mutar aku dengan begitu cepat hingga aku merasa pusing. Aku berteriak-teriak memintanya berhenti namun ia tidak menghiraukannya. Tak sampai di situ, ia juga menyodok dan meminjuku berulang-ulang.

Sudah tak terhitung lagi jumlah teriakanku. Aku berteriak-teriak memintanya berhenti. Tapi ia sama sekali tidak berhenti. Ia bahkan memasukkan aku ke dalam perapian yang sangat panas. Sekujur tubuhku terasa terbakar.

Aku berteriak, “Panas! Panas!” Namun orang itu hanya berkata, “Belum.” Ketika tubuhku sudah tak karuan lagi rasanya, ia akhirnya mengangkatku dari perapian. Ia membiarkan aku menjadi dingin dan waktu itu aku bersyukur karena penderitaanku akhirnya selesai!

Sayang itu semua belum selesai. Pengrajin itu memberikan aku pada orang lain yang yang mewarnai tubuhku dengan cat yang begitu bau hingga aku mau muntah. Tak hanya begitu. Ia kemdian memasukkan aku ke perapian lain yang lebih panas dari sebelumnya.

“Tolong! Berhenti!” Aku berteriak karena panas yang sangat membara. Namun orang ini tak peduli dan hanya tetap berkata, “Belum.” Setelah penyiksaan itu berlangsung cukup lama, akhirnya aku dibiarkan dingin.

Tiba-tiba aku diletakkan di depan sebuah kaca. Betapa terkejutnya aku saat melihat bayangan di situ. Aku yang tanyga hanya seonggok tanah liat kotor sekarang telah berubah menjadi cangkir yang sangat cantik. Penderitaan itu ternyata telah mengubahku menjadi sosok yang begitu berbeda dari sebelumnya.