Intisari-Online.com – Suatu ketika seorang dokter pergi tergesa-gesa ke bandara. Ia hendak menghadiri sebuah seminar internasional di bidang kedokteran. Ia bisa terlambat bila tak segera sampai di bandara.
Untung saja waktu itu sang dokter berhasil sampai di bandara tepat waktu. Ia segera naik ke pesawat. Dalam kepala dokter itu sudah terbayang kesempatannya untuk mengumumkan sebuah penemuan besar di bidang kedokteran dalam seminar tersebut.
Sayang, belum genap satu jam terbang, pilot tiba-tiba mengumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan. Mereka pun harus mendarat di bandara terdekat yang cukup terpencil. Dokter ini pun kebingungan karena jadwal seminar yang sudah dekat.
Saat protes ke bagian maskapai, dokter ini menjelaskan kondisinya yang sudah diburu waktu. Pihak maskapai pun meminta maaf karena pesawat masih harus dibenarkan hingga sekitar 16 jam lagi. Mereka menyarankan dokter ini untuk naik mobil jika memang tergesa-gesa. Kota tujuan dokter itu bisa dicapai dengan jalur darat selama tiga jam perjalanan.
Tak punya pilihan, dokter itu pun setuju. Ia segera menyewa mobil dan berangkat ke kota tujuannya. Tak lam berjalan, cuaca tiba-tiba memburuk. Hujan besar turun dan petir menyambar-nyambar. Karena tak mungkin menyetir dengan jarak pandang yang begitu pendek, dokter ini pun memutuskan untuk berhenti. Di kejauhan terlihat sebuah rumah yang kecil dan dokter ini kemudian memutuskan untuk mengetuk dan minta izin untuk mampir serta berteduh menunggu cuaca jadi lebih baik.