Intisari-Online.com – Bapak itu berkata bahwa ia sebenarnya berencana membelikan ponsel untuk kejutan ulang tahun bagi anaknya. Namun karena uang yang dimilikinya tidak cukup, ia memutuskan untuk menunda rencana tersebut.
Setelah berpikir sejenak, saya bertanya pada bapak itu, “Sekarang bapak membawa uang berapa?” Bapak itu mengulurkan segulung uang yang diikat dengan karet kotor dan berkata, “Hanya 300 ribu rupiah saja.” Uang itu sepertinya hanya terdiri dari pecahan dua ribu dan lima ribu saja.
“Kalau begitu boleh saja bantu, pak?” tanya saya dengan hati-hati. Bapak itu langsung menolak dan berkata, “Tidak. Saya harus beli dengan uang saya sendiri untuk memenuhi janji pada anak saya.”
Tak mau kalah, saya berkata lagi, “Kalau begitu saya bantu tawarkan harganya supaya bapak bisa mendapat hp tersebut dengan harga 300 ribu. Bagaimana?” Dengan wajah sedikit kaget, bapak itu kemudian mengiyakan.
Setelah itu diam-diam saya bersepakat dengan penjual hp untuk menambahi uang kekurangan setelah sang bapak sudah pulang. Tahu bahwa hp yang ia inginkan bisa didapat dengan harga 300 ribu, wajah bapak itu langsung bahagia. ia memegang bahu saya dan berkata, “Terima kasih. Saya sangat berterima kasih karena Anda sudah membantu walau hanya menawarkan harga hp itu. Terima kasih.”
Kisah ini menceritakan bahwa janji harus ditepati dan martabat tetap harus dijunjung. Jika kita ingin menolog orang lain, ingatlah bahwa ada banyak cara untuk membuat mereka tetap bermartabat di depan keluarganya.