Intisari-Online.com – Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan berbicara dengan para pemimpin dari negara-negara maju Group of Seven atau G7.
Biden melakukan itu untuk menyelamatkan ekonomi global, juga memberikan potensi sanksi tambahan terhadap Rusia atas perang berlanjut dan semakin intensif di Ukraina.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa AS terus berdiskusi dengan mitranya tentang sanksi lebih lanjut dan dapat mengambil ‘tindakan tambahan’ untuk menekan Moskow.
Yellen, pada konferensi Wall Street Journal, tidak akan meninjau tindakan spesifik apa pun yang sedang dipertimbangkan, tetapi menekankan bahwa tindakan lebih lanjut mungkin dilakukan jika Rusia melanjutkan perang ini melawan Ukraina.
Joe Biden akan berbicara dengan para pemimpin negara-negara G7, yaitu Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Kanada, dan Italia, tetapi Gedung Putih menolak mengatakan kapan itu akan dilakukan.
Uni Eropa mengumumkan langkah-langkah baru termasuk sanksi terhadap bank top Rusia dan larangan penyiaran Rusia dari gelombang udara Eripa, serta embargo minyak mentah dalam enam bulan.
Washington sendiri telah menargetkan bank dan elite Rusia dengan serangkaian sanksi, termasuk langkah bulan sebelumnya yang melarang orang Amerika berinvestasi di Rusia.
AS sebelumnya juga telah melarang minyakRusia dan impor energi lainnya sebagai pembalasan atas invasi Moskow ke Ukraina, tetapi sebagian besar telah membebaskan transaksi energi dari sanksi keuangannya untuk menghindari secara tidak langsung memukul importir Eropa.
Yellen yakin, bahwa sanksi Barat telah berdampak besar pada ekonomi Rusia, membatasi investasi asing, dan mencegahnya mengakses barang-barang yang dibutuhkannya untuk bersaing dalam ekonomi global jangka panjang.
Menurutnya Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Eropa untuk memastikan negara-negara di sana memiliki pasokan yang mereka butuhkan.
Daniel Fried, mantan duta besar untuk Polandia yang juga menjabat sebagai mantan koordinator program sanksi Barack Obama terhadap Rusia, mengatakan bahwa solusi sanksi Moskow ‘benar-benar tepat’.
Amerika Serikat dan sekutunya Eropa telah meluncurkan sanksi yang menghancurkan terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina.
Yaitu mereka memotong Moskow dari pasar energi kritis pada saat dibutuhkan modal untuk terus menggerakkan perang yang sedang berlangsung.
Tetapi, menurut Newsweek, Presiden Rusia Vladimir Putih bisa ‘diselamatkan’ oleh raksasa ekonomi Asia, China dan India.
Kedua negara itu menolak bergabung menjatuhkan sanksi, dan membeli lebih banyak minyak Rusia daripada sebelumnya.
Dan yang dilakukan cukup sederha, yaitu China dan India membeli apa yang sebagian besar telah dilarang oleh Uni Eropa dengan harga yang lebih rendah.
Menuru Fried, “Solusinya adalah fokus pada China dan India sehubungan dengan minyak.”
“Dan salah satu pertanyaan besarnya adalah apakah AS atau Uni Eropa akan bertindak untuk mencoba memperumit kemampuan Rusia untuk mengalihkan minyaknya dari Eropa ke China dan India,” tambahnya.
Menurut Fried lagi, penjualan ini akan datang ‘mungkin dengan diskon’.
“Harga minyak sangat tinggi sehingga tanpa sanksi sekunder yang menargetkan importir pihak ketika, Rusia (tetap) akan menghasilkan banyak uang,” katanya lagi.
Menurut Fried, pertanyaannya adalah pengaturan apa yang akan dibuat untuk pembelian minyak dan pembatasan tambahan apa yang dapat diterapkan oleh Uni Eropa dan AS.
“Rusia akan kehilangan sejumlah besar pendapatan kecuali China dan India menebus kekurangan itu, yang tidak akan mereka lakukan sepenuhnya.”
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari