Find Us On Social Media :

Sudah Ngebet Diminta Ukraina ke Amerika, Joe Biden Malah Berikan Kabat Buruk Pada Ukraina Tapi Justru Membuat Rusia Lega, Kabar Apa yang Dimaksud?

By Afif Khoirul M, Rabu, 1 Juni 2022 | 14:42 WIB

Ilustrasi. Joe Biden - Vladimir Putin.

Intisari-online.com - Di tengah perjuangan militer Ukraina untuk mengendalikan Donbass.

AS telah mempertimbangkan dan membuat keputusan yang cermat tentang sistem rudal multi-peluncuran jarak jauh dengan jangkauan untuk mencapai Rusia.

Pada (30/5), Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Washington tidak akan memberi Ukraina rudal apa pun yang dapat mencapai wilayah Rusia, sebuah langkah yang tampaknya menenangkan Moskow.

"Kami tidak akan mengirim apa pun yang dapat menghantam wilayah Rusia," kata Biden di Gedung Putih ketika ditanya apakah Amerika Serikat dapat memasok Ukraina dengan rudal yang dapat mencapai Rusia.

Pekan lalu, CNN mengutip sumber dari Gedung Putih yang mengatakan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk memberi Ukraina sistem roket peluncuran ganda jarak jauh (MLRS) paling canggih yang dimiliki Amerika Serikat.

Ini juga merupakan permintaan utama dari otoritas Ukraina, dalam konteks pasukan negara itu secara bertahap didorong mundur oleh tentara Rusia di Donbass.

Menurut sebuah sumber di Guardian, para pejabat AS mulai goyah dalam tekad mereka untuk menyediakan senjata jarak jauh ke Ukraina di tengah banyak sinyal peringatan Moskow.

Pada (27/5), Moskow memperingatkan Amerika Serikat akan "melewati garis merah" jika memasok Ukraina dengan sistem rudal jarak jauh, yang mampu mencapai wilayah Rusia.

Baca Juga: Rencana Barat Gagal Total, Salah Satu Negara Anggota Uni Eropa Sebut Sanksi Anti-Rusia Tidak Berhasil, 'Presiden Vladimir Putin Tersenyum Puas dan Minyak Akan Pergi'

Beberapa sistem rudal peluncuran ganda AS dapat mencapai jarak lebih dari 300 km, sementara yang lain hanya memiliki jangkauan 50-70 km.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menggunakan kata "masuk akal" ketika mengomentari komentar Presiden AS Biden pada 30 Mei.

Medvedev memperingatkan bahwa jika kota-kota Rusia diserang, Moskow dapat memberikan tanggapan langsung ke "tempat pengambilan keputusan kriminal".