Rahasia Sukses

intisari-online
,
Lily Wibisono

Tim Redaksi

Rahasia Sukses
Rahasia Sukses

Intisari-Online.com -

If you can dream it, then you can achieve it. You will get all you want in life if you help enough other people get what they want.

Zig Ziglar

Di lingkungan mana pun selalu ada bermacam-macam jenis pekerja. Ibarat garasi, kantor adalah garasi umum. Di situ terparkir bus yang besar dan berat, MPV yang canggih tapi agak boros bahan bakar, ada pula kendaraan ringan nan lincah macam motor. Untuk bisa sukses “membawa” kendaraan itu semua, mesti tahu “rahasia”-nya. Sedan dengan merek tertentu responsif, begitu tancap gas langsung …wusss, tapi jenis sedan lain harus agak sabar. Meski berbeda-beda, asalkan tahu rahasianya, tinggal putar kunci kontak, beres!

Namun, pernahkah Anda harus naik kendaraan yang rewel? Ketika dikendarai, baru berjalan dua jam dalam kemacetan lalin, mesin radiatornya panas. Ketika dibawa pun ia tidak meluncur dengan enak. Rodanya tidak kompak, terasa tersendat. Karena reputasinya, para supir enggan mengendari sedan yang satu ini.

Pekerja pun ada yang mirip mobil rewel itu. Ia hanya mau mengerjakan tugas-tugas yang ia sukai. Kerja sama dalam tim tersendat, karena ia membawa maunya sendiri. Tidak siap membantu, dan amat cepat mengatakan, “Itu bukan tugas saya.” Ia hanya peduli dengan bagian tugasnya sendiri. Cuek untuk urusan orang lain. Setiap bantuan kepada orang lain, betapa pun kecilnya, ia catat dan “perhitungkan”. Reputasinya membuat orang enggan kerja bareng dengan dia. Kalau bisa tak usah berurusan dengan dia. Seperti mobil yang rewel, akhirnya ia terkucil, kesepian.

Kompromi …

Almarhum Senator Edward Kennedy dari Amerika Serikat, adik mantan Presiden J.F. Kennedy, pernah bilang, “Kongres adalah sebuah lembaga yang membutuhkan kerja sama para anggotanya untuk dapat melahirkan produk legislatif. It takes compromise to make real progress.” Kompromi ternyata tidak cuma dibutuhkan di level kongres. Kompromi dan kesabaran ternyata dibutuhkan juga di lingkungan kerja mana pun.

Suatu hari lima anak OSIS janjian ketemu untuk rapat pesta perpisahan sekolah. Tiba pada jam yang sudah ditentukan, hanya ada satu anak yang hadir di kelas sesuai kesepakatan. Adit namanya. Ia telepon teman no. 1, yang bilang, “Oh, gue lagi bikin pe-er, tanggung nih, bentar gue brangkat.” Teman no. 2 bilang, “Aku lupa, sori, kukira sudah ketinggalan.” Atas desakan Adit, ia mau datang. Teman no. 3 bilang, “Abis kemaren ga ada yang nelepon, gue pikir jadi gak sih? Kalo gue ga dibutuhin ya uda … ‘Kan janjinya si Anu nelepon dulu.” Dia pun akhirnya mau datang meski bersungut-sungut. Teman no. 4 mengatakan, “Kukira kemarin janji itu main-main saja. Ya aku nyantai aja.” Adit, meski heran kenapa si kawan begitu pasif dan cuek, tetap membujuk agar si teman datang. Akhirnya kelima anak itu berkumpul meski terlambat satu jam. Rapat jadi dilaksanakan, dan akhirnya pestanya berlangsung sukses. Berkat masih ada satu orang bernama Adit yang mempunyai kesabaran dan persistensi untuk mengajak teman-temannya berkumpul.

Ada satu hal lagi yang dimiliki Adit yang kurang dimiliki teman-temannya. Ia memiliki kemurahan hati, tak hanya terkait dengan pulsa hape-nya yang pasti banyak berkurang, tapi juga untuk tidak hitung-menghitung kesalahan teman.

Pembawaannya itu membuatnya nyaman diajak kerja sama. Ia disukai teman-teman, jadi narasumber untuk banyak hal sehingga makin lebih terlatih dalam pemecahan masalah. Adit get things done. Semakin dewasa, ia aktif di organisasi, dan ketika masuk bursa kerja tak mendapat masalah dalam kariernya. Orang mengatakan, Adit itu orang yang beruntung.

Kata-kata Zig Ziglar di atas menyimpulkan apa yang terjadi pada Adit, “be generous then life will be generous to you”. Ibarat bermain bulu tangkis, dalam hidup kita perlu siap mengembalikan bola, memukul bola, berlari mengejar bola, sehingga permainan mengalir. Hidup pun mengalir, saling memberi, dan dapat dinikmati bersama.

Artikel Terkait