Tak Terasa Perang Rusia-Ukraina Sudah Berlangsung Selama 3 Bulan, Berapa Banyak Rudal yang Digunakan Rusia Untuk Hancurkan Ukraina, Ternyata Sebanyak Ini!

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Senjata Rahasia milik Rusia.
Ilustrasi - Senjata Rahasia milik Rusia.

Intisari-online.com - Sejak awal invasi Rusia di Ukraina dimulai pada 24 Februari dengan menembakkan rudal.

Ini pun berlanjut hingga kini, di mana Rusia masih menggunakan Rudal untuk menggempur pertahanan Ukraina.

Sejauh ini perang telah berlangsung selama 3 bulan, lantas berapa banyak rudal yang telah digunakan Rusia di Ukraina.

Hal ini pun sempat diungkapkan oleh presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menurut 24h.com.vn, Senin (30/5/22).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa angkatan bersenjata Rusia telah menggunakan sekitar 2.400 rudal dari berbagai jenis sejak konflik pecah.

Kantor berita Ukraina Ukrinform mengutip pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada (28/5).

Mengatakan bahwa angkatan bersenjata Rusia telah menggunakan sekitar 2.400 rudal dari berbagai jenis sejak konflik pecah.

"Sejak 24 Februari, militer Rusia telah meluncurkan 2.400 rudal dari berbagai jenis ke Ukraina," katanya.

Baca Juga: Jadi Penyambung Nyawa di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Pasukan Rusia Temukan Mi Instan Indomie Saat Menyisir Lokasi yang Mereka Duduki, Terkuak Bagaimana Indomie Sampai ke Sana

"Sebagian besar rudal ini ditujukan untuk infrastruktur sipil, termasuk pabrik, gudang, area perumahan, dan infrastruktur kereta api," kata Zelensky.

Menurut pemimpin itu, dalam lebih dari tiga bulan pertempuran, pesawat tempur Rusia telah melakukan lebih dari 3.000 serangan mendadak untuk menyerang sasaran di Ukraina.

Menurut para ahli, alasan mengapa serangan rudal dan pesawat tempur militer Rusia dapat terjadi dengan frekuensi terus-menerus adalah karena kurangnya peralatan pertahanan udara serta intersepsi yang serius di pihak tentara Ukraina.

Baru-baru ini, Presiden Zelensky dan banyak pejabat tinggi pemerintah Kiev telah berulang kali meminta negara-negara sekutu untuk menyumbangkan lebih banyak senjata berat.

Terutama rudal anti-pesawat ke Ukraina untuk mendukung pasukan mereka.

Sementara Rusia juga terus pamerkan senjata terbarunya untuk menyerang Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia baru saja memposting klip yang menunjukkan tim artileri berat Malka menghancurkan posisi militer Ukraina di hutan.

"Selama operasi militer khusus, tim howitzer self-propelled Malka melakukan serangan presisi pada target jarak jauh yang telah ditentukan," katanya.

"Daya tembak artileri self-propelled Malka telah memusnahkan posisi tentara Ukraina di hutan," kata Kementerian Pertahanan Rusia .

Pernyataan itu mengatakan tim Malka melepaskan tembakan untuk menyerang target yang terletak 40 km jauhnya.

Armada drone Orlan-10 melacak target dan memandu meriam sepanjang waktu.

Howitzer self-propelled Malka dirancang untuk menyerang target dan infrastruktur penting jauh di dalam pertahanan musuh.

Sistem ini dapat menembakkan 2,5 putaran per menit dan mencapai target sejauh 50 km.

Kementerian Pertahanan Rusia tidak merinci target mana di Ukraina yang terkena.

Howitzer self-propelled 2SM Malka telah beroperasi sejak 1983. Beberapa negara, termasuk Rusia dan Ukraina, menggunakan senjata ini dan versi sebelumnya, 2S7.

Video itu diposting dalam konteks Rusia memfokuskan serangannya di medan perang di Ukraina timur.

Dalam perkembangan terakhir, Oleksandr Striuk, kepala administrasi sipil dan militer kota industri Severodonetsk, kemarin (28/5) mengatakan bahwa pasukan Ukraina berada dalam "posisi pertahanan yang sulit".

Striuk mengatakan bahwa sekarang kota tidak lagi memiliki layanan telepon seluler dan listrik juga telah terputus.

Artikel Terkait