Intisari-Online.com - Bulan kedua 2013 menjelang berakhir, ingar-bingar dunia politik makin menghangat. Berita pilkada Jabar diikuti tak hanya oleh warga Jabar. Di Bandung ada mahasiswa yang protes menolak Pilkada karena dianggap sia-sia. Nyatalah pada anak-anak muda ini kekecewaan sudah demikian memuncak. Mereka geram karena pemimpin yang efektif, yang mampu berkontribusi nyata membenahi jalanan rusak, banjir, kemiskinan, dll. tak juga hadir.
Kita semua merindukan birokrat-birokrat yang efektif bekerja. Tepatnya, eksekutif yang efektif. Peter Drucker, pakar manajemen itu, mengangkat satu ciri utama eksekutif yang efektif. “Seorang eksekutif yang efektif tidak terpaku melulu pada pekerjaan yang menjadi otoritasnya. Ia berfokus ke depan, memandang jauh ke tujuan jangka panjang dari organisasi tempat ia bekerja. Dia bertanya, 'Apa yang dapat saya kontribusikan untuk mencapai tujuan itu?'"
Seandainya Anda ditanya, “Apa peran Anda dalam organisasi?” Anda mungkin akan menjawab:
“Saya membawahi 850 anak buah.”
“Saya bertanggung jawab atas akunting.”
“Saya menjalankan roda produksi.”
Semuanya berkaitan dengan upaya kerja. Akan tetapi bisa juga Anda menjawab:
“Saya memastikan agar penjualan setiap bulan meningkat 10%.”
“Saya menyediakan semua data dan informasi agar bos saya dapat mengambil keputusan yang benar.”
Kedua jawaban terakhir itu berfokus pada hasil.
Orang-orang tipe “upaya” cenderung “itungan”. Ia mungkin merasa bahwa upayanya selama ini masih kurang cukup dihargai, bahwa wewenang yang diberikan kepadanya mestinya diperluas, dst. Beda dengan eksekutif tipe “hasil”. Ia tidak puas ketika hasil yang ditargetkan belum tercapai. Fokusnya pada hasil kerja. Bukan pada upayanya. Orang-orang seperti ini akan mengerahkan segala daya untuk mengejar target. Sehingga ketika ia akhirnya berhasil, keberhasilan itu menjadi kepuasan utama baginya. Bukan reward dari pihak lain. Berkat orang-orang seperti ini, manajemen bekerja secara efektif.
Dengan demikian, orang-orang yang berfokus pada upaya, sebenarnya tak lebih dari level seorang “suruhan” walaupun ia barangkali memiliki jabatan puncak. Motivasinya lebih pada kepuasan akan cukup-tidaknya reward dengan upaya yang ia berikan. Namun, orang yang berfokus pada kontribusi dan tanggung jawab untuk mencapai hasil, betapapun juniornya dalam manajemen, sebenarnya adalah “top management”.
Orang-orang seperti inilah eksekutif yang efektif. Ia bekerja karena terdorong oleh motivasi untuk meraih hasil. Kinerjanya tidak dipengaruhi oleh reward dari pihak lain. He or she is the real effective executive. Ini kata Peter Drucker lo.