Sebuah Kejutan dari Roma

Lily Wibisono

Editor

Sebuah Kejutan dari Roma
Sebuah Kejutan dari Roma

Intisari-Online.com- Rabu pukul 20.23 waktu Roma, Sekjen Konferensi Uskup Italia Mgr. Mariano Crociata mengirimkan pesan kepada para reporter. Isinya pengungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas terpilihnya Kardinal Angelo Scola dari Milan sebagai paus baru. Padahal sepuluh menit sebelumnya, Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina baru saja menemui 100 ribuan umat Katolik di Lapangan St. Petrus, sebagai paus terpilih yang baru, Paus Fransiskus. Baru pada pk 21.08 Konferensi Uskup Italia mengirimkan revisi.

Kardinal Angelo Scola memang calon yang digadang-gadang media di Italia. Rupanya mereka lupa pada pepatah lama: “Siapa yang memasuki konklav sebagai paus akan keluar sebagai kardinal”.

Seperti apakah sosok pribadi Paus Fransiskus? Umumnya sepakat bahwa ia pribadi sederhana yang menghindari kemewahan dan privilese. Lulusan S2 untuk kimia, sangat lancar menggunakan lima bahasa. Tapi ada yang memandangnya konservatif, kaku dan terlalu disiplin; orang lain mengatakan ia moderat. Bagaikan sekelompok orang buta meraba seekor gajah, masing-masing memperoleh gambaran berbeda.

Manusia boleh menduga-duga, tapi mari bersiap untuk kejutan. Saat Angelo Giuseppe Roncalli terpilih sebagai Paus (dan menyandang nama Yohanes XXIII) pada tahun 1958 ia sudah 77 tahun. Hanya berbeda satu tahun dengan Paus Fransiskus sekarang. Ada anggapan umum, perannya tak akan terlalu berarti.

Ternyata dalam masa lima tahun jabatannya, Paus Yohanes XXIII mengambil langkah-langkah inisiatif yang kemudian menjadi dasar modernisasi Gereja Katolik.

Jadi akan seperti apa kepemimpinan Paus Fransiskus? Mari berharap ia akan membawa kejutan yang baik bagi 1,2 miliar umat Katolik seluruh dunia, dan tentu bagi dunia pada umumnya.