Intisari - Online.com -Kata Sriwijaya dijumpai pertama kali pada Prasasti Kota Kapur yang ditemukan di pulau Bangka.
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 (tujuh), bukti mengenai keberadaan bisa kita ketahui dari beberapa peninggalannya, termasuk prasasti Kedukan Bukit.
Lantas, apa saja candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya?
Munculnya Sriwijaya sebagai sebuah kerajaan telah mengalihkan perhatian para ahli sejarah Indonesia dari kerajaan Mataram.
Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Berikut ini terdapat beberapa candi peninggalan pada masa kerajaan sriwijaya, antara lain:
Candi Muara Takus
Situs Candi Muara Takus adalah situs candi Buddha yang terletak di di Riau.
Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi yang disebut dengan Candi sulung /tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka.
Para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan situs candi ini didirikan, namun candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarahwan menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat pemerintahan dari kerajaan Sriwijaya.
Candi Muaro Jambi
Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.
Candi Biaro Bahal
Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi yang adalah candi Buddha aliran Vajrayana terletak Sumatera Utara.
Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatera Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III.
Rimba Candi atau Gapura Sriwijaya
Candi ini terletak di sumatera selatan, dan sedang dalam proses penelitian oleh Koordinator Tim Napak Tilas Gapura Kerajaan Sriwijaya.
Mereka menjelaskan di situs Rimba Candi ini keseluruhannya berjumlah 9 gapura. Namun yang baru ditemukan baru tujuh gapura.
Kondisi seluruh gapura kerajaan Sriwijaya yang berada di situs Rimba Candi ini dalam keadaan roboh.
Faktor penyebab gapura tersebut roboh, kemungkinan diakbiatkan oleh faktor alam seperti gempa, erosi dan sebagainya.
Candi Kota Kapur
Jangan membayangkan candi di Kota Kapur seperti candi di Jawa yang megah.
Lokasi struktur candi terkubur di antara tanaman karet, durian, dan kelapa sawit.
Plastik hitam itu berfungsi melindungi batu dari pelapukan, sekaligus untuk mempermudah pencarian kalau suatu saat dilakukan penggalian.
Keberadaan Situs Prasasti Kota Kapur sangat erat kaitannya dengan perairan Selat Bangka yang sering dilintasi oleh kapal-kapal nelayan setempat maupun asing.
Menurut sejarah, pada tahun 1700-an di perairan yang jaraknya sekitar 21 mil dari Pantai Kota Kapur (Penagan) tersebut sering terjadi perampokan terhadap kapal-kapal yang melintas oleh para penyamun dan bajak laut yang bersembunyi di sekitar selat Bangka (Kota Kapur dan sekitarnya).
Kabar mengenai merajalelanya para bajak laut terdengar oleh Raja Sriwijaya.
Menyikapi kondisi tersebut, Raja Sriwijaya mengirimkan pasukan untuk memberantasnya.