Intisari-Online.com - Meski sejumlah penelitian sudah membuktikan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara sifat tertutup dan pendiam dengan tingkat kecerdasan otak, nyatanya stigma negatif soal karakter anak introvert dengan anak ekstrovert masih saja menjadi perdebatan hingga sekarang. Benarkah demikian? Simak jawaban dari psikolog Ayoe Sutomo perihal kaitan antara sifat tertutup atau terbuka dengan tingkat intelegensi seorang anak.
Anak introvert dan ekstrovert sama-sama berpotensi untuk sukses
Menurut Ayoe, jika ditempatkan dan diperlakukan dengan tepat dan baik, kedua karakter anak ini sebenarnya berpeluang mendulang kesuksesan dan prestasi asalkan ditempatkan serta diperlakukan dengan tepat dan baik.
“Anak ekstrovert memang terkesan lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, meskipun demikian pendapat yang diungkapkan olehnya cenderung lebih spontan sehingga terkesan biasa. Sementara, anak introvert memiliki kecenderungan untuk lebih melakukan analisa mendalam,” ujar Ayoe saat dihubungi oleh tabloidnova.com
Selain itu, beberapa penelitian otak ternyata mengungkapkan adanya kaitan antara kandungan dopamin pada anak introvert dan ekstrovert yang berbeda sehingga berperan pada proses respon terhadap stimulasi yang diterimanya. Temuan di atas juga lagi-lagi dipengaruhi oleh pola asuh orangtua, pasalnya terdapat kecenderungan anak introvert belajar dari keluarga atau ortu yang demikian. Jikalau pun anak introvert dididik oleh orangtua yang ekstrovert maka dapat terjadi ketika si anak merasa tidak mendapat ruang untuk bicara.
Anak ekstrovert lebih mudah bersosialisasi, tapi memiliki kekurangan
Ayoe yang juga berprofesi sebagai salah satu presenter di sebuah program di televisi swasta ini mengatakan, bagi anak ekstrovert mungkin terkesan memiliki banyak teman, namun umumnya kualitas pertemanan dari anak ekstrovert tidak semendalam anak introvert.
“Alasannya karena anak ekstrovert cenderung lebih aktif dalam lingkup pertemanan, tapi cenderung tidak terjalin mendalam sehingga dalam setiap aspek menyebabkan kualitas pertemanan tidak sedalam anak introvert,” jelas Ayoe.
Kelebihan sifat anak introvert lainnya menurut Ayoe adalah kemampuannya untuk membaca situasi dalam satu lingkungan. Misalnya, di lingkungan baru si anak introvert akan melakukan pengamatan terlebih dulu baru mengeluarkan respon, sementara si anak ekstrovert mempunyai respon cepat dengan pengamatan yang minin sehingga analisa respon sosial dan lingkungan si anak introvert biasanya lebih tepat.
“Sebenarnya figur introvert yang kini berhasil dan sukses dikenal umumnya adalah figur introvert yang belajar menjadi ekstrovert. Menjadi ekstrovert sangat dapat dipelajari, kok, dan menyenangkan. Bagaimana dalam setiap langkahnya menjadi pengamat yang baik namun tahu bagaimana memulai inisiatif komunikasi. Sebaliknya, figur ekstrovert bisa mempelajari kapan harus menahan diri dan merespon untuk potensi kesuksesam” tutup Ayoe panjang lebar.
(Ridho Nugroho/tabloidnova.com)