Intisari-Online.com - Kedai ini sudah ada sejak 1974. Di Bandung namanya sudah tak asing lagi. Makanya, saat kampanye Pilpres tahun 2014, Aburizal Bakrie tak sungkan membawa rombongan Prabowo saat ke Bandung singgah di Sate & Gule HM Harris ini. Prabowo langsung memesan 700 tusuk sate.
"Saya sembilan tahun tinggal di Bandung dan sangat suka dengan sate di sini," kata Ical yang dulu kuliah di Institut Teknologi Bandung. Meski tempat tak nyaman, namun masakan di sini berani diadu.
Kedai ini menempati bangunan tua, seperti layaknya kawasan Jalan Asia Afrika Bandung. Sebuah bangunan tua peninggalan kolonial Belanda. Kapasitasnya besar. Bisa menampung sekitar 80 pengunjung. Namun karena saking terkenalnya kedai ini, tempat itu tidak memadai lagi.
Sang pemilik warung, Harris, sebenarnya ingin merombak bangunan dengan menambah satu lantai. Sayangnya, bangunan kedai itu masuk cagar budaya yang dilindungi. Alhasil, untuk menampung pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk, digelarlah tenda di halaman kedai.
Hindari datang pas jam sibuk seperti makan siang atau makan malam. Pasti susah dapat tempat duduk. Tak perlu terburu-buru sebab Sate & Gule Kambing HM Harris buka 24 jam kok.
Begitu pesanan datang, terhampar 15 tusuk sate di atas hot plate. Bunyi berisik daging kambing yang terpanggang di atas hot plate terdengar, sembari mengeluarkan aroma daging matang yang tajam dan wangi. Warna dagingnya kecokelatan berselimut bumbu tipis. Ukuran dagingnya termasuk kecil.
Tak ketinggalan dua jenis bumbu sate menyertai. Bumbu pertama berupa potongan bawang, cabai, dan tomat bersalut kecap manis. Sementara piring kedua berisi bumbu kacang.
Begitu disantap, daging sate racikan Harris ini begitu empuk. Tak perlu usaha keras untuk melumatkan daging dan mengunyahnya. Rahasia kelembuatan ini ada pada pemilihan dagingnya. Menurut Ine Harris yang sekarang mengelola kedai ini, daging yang digunakan adalah daging bagian paha dalam yang terkenal empuk dan lembut.
Meski tanpa dicocol bumbu, rasa daging sate kambung sudah gurih. Tingkat kematangan juga sudah baik sehingga daging relatif bebas dari lemak yang bisa melekat di langit-langit mulut. Asyiknya lagi, daging terasa segar serta tidak berbau prengus.
Nah, tidak lengkap makan sate tanpa menjajal gulai di sini. Warna kuahnya oranye pekat namun tidak terlalu kental dan sedikit berminyak. Rasanya sedikit manis dan gurih. Gulai yang tersaji hangat ini cocok dengan kondisi Bandung yang sejuk.
Sama seperti sate, daging kambing yang digunakan di gulai juga empuk. Dagingnya malah mudah lepas dari tulangnya.
Penasaran? Silakan datang ke Bandung. (Surtan Siahaan/Tabloid Kontan)
Sate & Gulai HM HarrisJln. Asia Afrika No. 155Simpang Lima BandungTlp 022-4220717Koordinat GPS: S6o92,2368' - E107o61,6957'