Intisari-Online.com -Vladimir Solovyov adalahpembawa acara di acara televisi Sunday Evening with Vladimir Solovyov di Russia-1.
NamunVladimir Solovyov juga dikenal sebagaipropagandis Rusia dan orang yang pro Presiden Rusia Vladimir Putin.
Nah, baru-baru iniSolovyovmengancam negara-negara Eropa dan NATOtentang perang yang akan datang.
Sebab dia mengatakan perang Rusia memasuki "tahap baru".
BahkanPresenter TV pemerintah Rusia yang terkemuka itu mengatakan "tidak akan ada ampun".
Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (23/4/2022), Solovyov mempertanyakan apakah negara-negara NATO akan memiliki cukup senjata untuk mempertahankan diri setelah invasi Rusia ke Ukraina berakhir.
Propagandis Rusia itu lalumemperingatkan bahwa Moskow akan "menggiling" mesin perang NATO serta warganya.
"Saya yakin operasi militer khusus sedang memasuki tahap baru," kataSolovyov disaluran televisi Rusia milik negara Russia 1.
“Ukraina saja tidak lagi cukup."
"Sekarang mereka berbicara tentang negara-negara NATO yang memasok senjata mereka sendiri secara de facto."
"Kita akan melihat tidak hanya senjata NATO yang ditarik ke dalam ini tetapi juga operator mereka."
"Kkami mulai berperang melawan negara-negara NATO. Kami akan menggiling mesin perang NATO serta warga negara-negara NATO."
Dia menambahkan: "Ketika operasi ini berakhir, NATO harus bertanya pada dirinya sendiri:"
"Apakah kita memiliki apa yang kita butuhkan untuk membela diri? Apakah kita memiliki orang-orang untuk membela diri?
“Dan tidak akan ada belas kasihan."
"Tidak hanya Ukraina yang akan dilumpuhkan, perang melawan Eropa dan dunia sedang mengembangkan garis besar yang lebih spesifik yang berarti kita harus bertindak berbeda dan bertindak jauh lebih keras."
Diketahui,Rusia baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mengambil alih selatan Ukraina dan seluruh wilayah Donbas.
Rustam Minnekayev, wakil komandan militer Rusia, mengatakan tentara Putin berencana membangun koridor antara Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia pada 2014, dan Donbas di Ukraina timur.
Pejuang Ukraina yang tersisa di Mariupol, yang diklaim Rusia telah direbut, bersembunyi di fasilitas industri Azovstal yang kini sudah diblokade pasukan Putin.