Intisari-Online.com - Ruang hijau di kota harus ditambah untuk menghadapi perubahan iklim yang makin tak menentu. Terkait dengan hal itu, sebuah penelitian memprediksi, kota-kota di masa depan dapat menjelma menjadi ruang hijau di mana unsur-unsur alam seperti biopendar dan pertanian perkotaan digunakan untuk melunakkan dampak dari perubahan iklim."Pada tahun 2050, diperkirakan bahwa populasi manusia akan mencapai sembilan miliar dengan 75 persen orangnya tinggal di kota-kota," kata Tom Amour, pemimpin kelompok arsitektur lanskap di Arup.(Baca juga:Bangladesh Berlakukan Green Tax)"Adaptasi untuk ruang kota yang ada, dimungkinkan oleh inovasi teknologi yang cepat, akan berfungsi sebagai katalis utama dalam pergeseran ke arah peningkatan keberlanjutan, ketahanan dan kemampuan beradaptasi di lingkungan perkotaan yang padat," lanjutnya.Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memperkenalkan lebih banyak ruang hijau di kota-kota, ada berbagai macam manfaat bagi penduduk, bahkan dapat membantu merendahkan tingkat kejahatan, meningkatkan harga properti, juga meningkatkan kesehatan, baik fisik dan mental.(Baca juga:9 Taman di Jakarta Ber-wifi Gratis)Selain itu, kemudahan akses ke taman dan ruang terbuka dapat meningkatkan harapan hidup hingga lima tahun dengan dibarengi olahraga teratur. Aktivitas fisik ini juga memiliki efek positif yakni mengurangi stres dan kecemasan.Laporan ini juga berfokus pada kebutuhan untuk membuat lingkungan kita lebih tahan terhadap perubahan iklim jangka panjang. Memperkenalkan hutan baru, tempat tidur alang-alang dan bahan bangunan permeable sebagai penahan banjir memang tak mudah. Namun jika rumah Anda terancam banjir, barulah Anda mengetahui mengapa ruang hijau di kota harus ditambah. (Berbagai Sumber/The Independent)