Intisari-Online.com - Tak bisa dipungkiri, saat ini media sosial, mempunyai andil yang cukup besar dalam memengaruhi karier, baik kemajuan, kemunduran, bahkan untuk mendapatkan pekerjaan. Itulah alasan mengapa perusahaan melihat profil si calon karyawan melalui akun media sosial sebelum mengundang atau merekrut karyawan. Maka itu, demi karier melesat jangan posting hal negatif di media sosial.
Seperti dilansir dalam laman Time.com, survei yang dilakukan oleh Jobvite menemukan, empat dari lima perekrut senang melihat keanggotaan dan afiliasi terlibat dengan organisasi profesional dalam profil kandidat. Sebanyak, 66% perekrut bereaksi positif ketika dalam profil menyebutkan kandidat terlibat dalam kegiatan kesukarelaan (volunteerism) atau menjadi relawan.
Penelitian tersebut juga mengatakan, posting mengenai obat terlarang (78%), bersifat seksual (68%), dan konsumsi alkohol (47%) kemungkinan besar dilihat sebagai hal negatif oleh perekrut. Bahkan, biasanya para perekrut batal mengundang atau merekrut karyawan jika menemukan hal-hal negatif pada akun media sosial si calon karyawan.
Selain itu, miskin ejaan dan tata bahasa juga turut membangun brand diri maupun karier seseorang. Sebab, “miskin” ejaan maupun tata bahasa yang buruk juga tidak akan membantu kesempatan Anda dipanggil atau direkrut oleh perusahaan.
Sebanyak, 54% perekrut kerja memandang miskin ejaan dan tata bahasa yang buruk sebagai hal yang negatif. Lucunya, miskin ejaan dan kesalahan tata bahasa lebih buruk dibandingkan posting mengenai alkohol atau pesta minum, yakni 47%.
Pernah dimuat dalam majalah Intisari edisi Februari 2016