Intisari-Online.com - Kehidupan mendiang Steve Jobs dengan istri keduanya, Laurene Powell bisa disebut masa terindah founder Apple Corps. itu. Dua puluh tahun, Jobs hidup dengan wanita 52 tahun itu, hingga kematian memisahkan mereka.
Jobs meninggal pada 2011 akibat kanker pankreas sekaligus meninggalkan tiga buah hati; Reed yang lahir 1991, Erin (1995) dan si bontot Eve yang lahir tiga tahun setelah Erin.
Sebagai istri selama kurun dua dasawarsa itu, sesungguhnya posisi Laurene lebih sebagai seorang ibur rumah tangga. Ia perempuan penyabar yang paling bisa memahami karakter Jobs.
Sosok istri yang mampu mengembalikan semangat Jobs ketika pernah “ditendang” dari Apple, lalu kembali lagi meneruskan pucuk kepemimpinan korporasi itu.
Perempuan berambut blonde itu tak ikut terkubur semangatnya setelah sang suami meninggal. Sebagai sarjana MBA jebolah Stanford Graduate School of Business, praktis ilmu itu tidak terpergunakan secara langsung mengurusi bisnis mantan suaminya itu. Tetapi, Jobs meninggalkan kekayaan yang luar biasa.
Laurene memiliki kekayaan mencapai 18,3 miliar dolar (sekitar Rp245 triliun) yang diperoleh dari kekayaan dua perusahaan antara lain Apple dan Disney. Dengan kekayaan sebesar itu, ia terdaftar di ranking 9 versi Forbes untuk orang-orang yang memiliki kekayaan dari industri IT.
Tak pelak namanya mendadak berkibar sekibar nama-nama kondang macam Michael Dell, Steve Ballmer, dll. Kendati jumlah kekayaannya itu berkurang dibandingkan dengan tahun silam yang mencapai 21,4 miliar dolar (sekitar Rp287 triliun).
Dua perusahaan itu (Apple dan Disney) memberikan kontribusi besar. Di Disney, Laueren memiliki saham sebesar 7,8 persen, sementara di Apple kertas sahamnya mencapai 38,5 juta lembar.
Sejak ditinggal sang suami, perempuan kelahiran 6 November ini bukannya diam di rumah. Sebaliknya aktivitasnya membukit. Sebagian besar memang lebih ke aktivitas sosial, namun tentu saja skalanya sangat besar dengan cita-cita luhur pula.
Sebut saja proyek yang diluncurkan pada September tahun silam bernama XQ: The Super School Project yang bernilai 50 juta dolar (sekitar Rp670 miliar). Misi proyek ini adalah mengajak para pelaku pendidikan untuk mereformulasi konsep pendidikan siswa sekolah SMP dan SMA di Amerika yang dianggap mengalami stagnasi.
XQ sendiri adalah nama institusi nirlaba dimana Laurene menjadi salah satu direktur. Selain itu juga ketua dewan penasihat Council on Foreign Relations, lembaga nirlaba yang menjadi think tank kementerian Luar Negeri Amerika.
Ia ikut membantu mendukung kemajuan start up di negeri itu. Salah satunya dengan menjadi angel investor start up Ozy Media, sebuah media on-line yang mengkhususkan pada segmen berita, seni dan budaya.
(Andra Nuryadi/chip.co.id)