Intisari-Online.com - Dalam berbisnis, sejatinya setiap orang punya peluang yang sama untuk sukses atau gagal. Pebisnis manapun, pastilah akan bertemu setidaknya dengan satu hal itu. Namun perlu diingat, hendaknya pebisnis tidak menganggapnya sebagai persoalan terbesar dalam bisnisnya. Justru yang terpenting adalah bagaimana pebisnis bisa mengelola bisnisnya serta menyikapi masalah yang timbul dalam prosesnya.
Andai pebisnis harus menghadapi kegagalan, sesungguhnya hal itu sebuah peristiwa biasa. Asalkan siap menghadapi dan belajar dari kegagalan itu, maka kesempatan untuk maju akan terbuka lebar.
Soal kegagalan, kita patut menyimak penuturan Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence. Pakar psikologi dan pengajar itu berkata, para pengambil risiko justru lebih sering berhasil, daripada mereka yang sebaliknya. “Orang yang berani itu akan melakukan kesalahan dan memperbaikinya. Sedangkan yang tidak berani, artinya tidak bisa belajar karena tidak melakukan kesalahan,” tulisnya.
Bahkan, Robert T Kiyosaki dan Sharon L. Lechter dalam bukunya The Cashflow Quadrant menegaskan, “Dalam berbisnis, bersiaplah untuk kecewa!” Sekilas terdengar mengerikan. Namun kita tidak perlu takut, karena sebenarnya maknanya positif.
Siap kecewa merupakan cara menyiapkan mental dan emosional dari kejutan yang tak diinginkan. Kekecewaan bukan menjadi tembok pengalang menuju sukses. “Dalam setiap kekecewaan ada mutiara kebijaksanaan yang tak ternilai harganya,” ujar Kiyosaki.
Temukan artikel lengkap mengenai “Kunci Suksesnya: Siap Gagal dan Kecewa” di rubrik “Sorotan” pada Majalah Intisari edisi September 2016.