"Ini adalah perkembangan yang luar biasa karena dekat dengan Kherson, yang memiliki sumber penting air bersih yang memasok semenanjung Krimea," kata Shelest.
Setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea pada 2014, Ukraina memutuskan pasokan air bersih semenanjung itu.
Mengontrol Kherson membantu Rusia membebaskan pasokan air bersih ke Krimea.
Kota ini juga merupakan persimpangan yang menghubungkan semenanjung Krimea dengan daratan Rusia selatan.
"Setelah menguasai Kherson, tentara Rusia terpecah menjadi dua arah, satu untuk menyerang Mariupol di timur. Satu arah untuk menyerang Odessa di barat," tambah Shelest.
Odessa adalah kota terbesar ketiga di Ukraina, terletak sekitar 200 km dari Kherson.
Jika pasukan Rusia menguasai Odessa, Ukraina akan sepenuhnya terputus dari Laut Hitam.
"Odessa juga merupakan kota pelabuhan utama, dengan 70 persen barang diekspor melalui air," kata Shelest.
Setelah menguasai Kherson, tentara Rusia juga maju ke arah Sungai Dneiper. Pertempuran untuk menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di wilayah ini sedang berlangsung.
Zaporizhzhia adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina saat ini, menampung 6 dari 15 reaktor nuklir di Ukraina.
Pertempuran sengit menyebabkan kebakaran mengancam keselamatan pabrik.
Walikota Enerhodar mengatakan situasinya sangat berbahaya, dengan petugas pemadam kebakaran tidak dapat mencapai pembangkit listrik tenaga nuklir.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta pihak Rusia untuk menghentikan tembakan sehingga petugas pemadam kebakaran dapat mengakses dan membangun daerah yang aman.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR