Gigi Berlubang Tak Selalu Harus Dicabut

Esra Dopita M Sidauruk

Editor

Gigi Berlubang Tak Selalu Harus Dicabut
Gigi Berlubang Tak Selalu Harus Dicabut

Intisari-Online.com - Kesehatan gigi dan mulut bukan sekadar persoalan estetika semata, melainkan juga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Gigi yang sehat menjadi cerminan kesehatan tubuh. Menyikat gigi dengan benar merupakan langkah awal merawat gigi agar tidak rusak. Nah, yang jadi pertanyaan bagaimana memperlakukan gigi berlubang? Dirawat atau dicabut?

Gigi berlubang menjadi masalah umum yang paling sering dialami oleh banyak orang. Menurut data dari British Dental Journal, sekitar 85% gigi berlubang ditemukan pada gigi bagian belakang atau gigi geraham. Sementara, di Indonesia, berdasarkan data dari Riskesdas pada 2012, sekitar 90%.

Dr. Hanny Illanda, Sp.KG, dokter spesialis konservasi gigi di Jakarta, mengatakan, mencabut gigi adalah alternatif terakhir, jika perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Gigi berlubang tak selalu dicabut.

Mencabut gigi memang menyelesaikan masalah seketika. Akan tetapi ada dampak negatif dari mencabut gigi ini. Selain mengurangi efektivitas dalam pengunyahan, juga dapat membuat gigi bergeser, berantakan, menciptakan lubang baru di gigi yang lain, dan tulang pipi menjadi resposi atau turun, sehingga membuat pipi menjadi kempot.

Jadi, boleh dicabut asal diganti dengan gigi tiruan. Hanya saja perlu dipahami bahwa sebaik apa pun gigi tiruan tidak bisa menggantikan gigi asli, baik saat mengunyah atau berbicara.

“Jika gigi berlubang sebaiknya dirawat dulu, kecuali memang sudah parah tingkat kerusakannya maka terpaksa harus dicabut demi kesehatan,” kata dokter lulusan Universitas Trisakti itu.

(Majalah Intisari edisi September 2016)