Namun, keinginannya menjadi pembalap reli tak pernah tercapai hingga ia berusia 14 tahun pada tahun 1994. Itu pun bukan dengan mudah, karena orangtuanya menolak keinginan Rifat untuk langsung menjajal mobil di lintasan reli. Ia harus mulai dari gokart.
Rifat rajin latihan gokart dua kali sepekan di sebuah sirkuit di daerah Kemayoran. “Saya banyak belajar sendiri, tapi enggak lepas dari peran ibu saya.”
Jangan bayangkan mentang-mentang memiliki ayah, ibu, paman, kakek dan nenek pembalap reli, membuat Rifat bisa dengan mudah ikut kompetisi. Ia tidak tumbuh dalam budaya anak manja yang segala keinginannya dituruti orangtuanya tanpa syarat. Untuk ikut balapan, misalnya, meskipun diselenggarakan ayahnya, Rifat harus tetap membayar biaya pendaftaran. Orangtuanya ingin Rifat menginsafi bahwa tak ada kesuksesan instan di dunia ini.
“Walaupun saya anak Helmy Sungkar, ayah saya tetap menempatkan diri sebagai penyelenggara. Bayar harus tetap bayar, harus tetap ikut briefing juga,” ucap Rifat.
Guna mendapatkan uang, Rifat berjualan baju, velg dan ban. “Kalau orangtua tidak kasih uang, saya jadi memiliki motivasi lebih. Saya menabung juga. Rata-rata tabungan saya adalah investasi di mobil.”
Berkat disiplin, kemauan keras, dan gemblengan orangtua, Rifat akhirnya meraih cita-citanya menjadi pembalap reli. Ketika duduk di Sekolah Menengah Atas, Rifat benar-benar menjadikan sahabatnya ketika SD sebagai navigator dalam kejuaraan reli yunior. Namun tidak ada prestasi yang diraih.Mereka gagal karena mobil yang dikemudikan Rifat rusak lantaran masuk ke dalam lubang besar. “Kalau mobil rusak, saya harus mengganti ke tim.” katanya.
Rifat tak patah arang. Ia bangkit dan latihan lagi. Cita-cita menjadi juara reli Indonesia akhirnya terwujud pada 1998, ketika usianya menginjak 20 tahun. Sejak saat itu, Rifat mengantongi banyak prestasi tingkat nasional. Dia pun dinobatkan sebagai atlet terbaik pada cabang motorsport dan dianugerahi lencana Prima Yuda Pratama oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2005.
Menapak karier internasional
Sejak kecil, Rifat mengagumi sosok pembalap reli kelas dunia Carlos Sainz. Carlos Sainz adalah pembalap yang memenangkan gelar juara World Rally Championship (WRC), ajang balap reli paling bergengsi di dunia sebanyak dua kali bersama Toyota, 1990 dan 1992. Sainz juga pernah membawa pabrikan Subaru (1995), Toyota (1999), dan Citroen (2003, 2004 dan 2005) menjadi juara konstruktor pada kompetisi yang sama.
(Tulisan tentang seorang anak muda yang menginspirasi, Rifat Sungkar; Mimpi Anak Bangsa di Benua Merah, ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2013 dan ditulis oleh Birgitta Ajeng. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi. )
- bersambung -
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR