Intisari-Online.com – Seorang anak muda mendatangi ahli permata dan menyatakan niatnya untuk berguru. Awalnya, ahli permata itu sangsi dengan keinginan sang anak. Namun karena kegigihannya, ahli permata ini akhirnya setuju untuk mengajari anak tersebut.
Setiap pagi anak muda ini datang ke sang ahli permata. Setiap pagi pula ahli permata itu meletakkan sebuah batu permata pada tangannya. Dari pagi hingga sore, anak ini ditinggal sendiri dengan batu permata itu. Ketika hari sudah gelap, ahli permata itu akan menyuruhnya pulang.
Berhari-hari berlalu dan rutinitas harian anak itu tetap sama. Ia sama sekali tidak diajak bicara atau diajak melakukan apapun kecuali memegang batu tersebut. Pada hari ketujuh, anak itu mulai tak sabar dan bertanya, “Guru, kapan Anda akan mulai mengajari saya tentang permata?”
Guru ahli itu berkata, “Akan tiba saatnya nanti.”
Hari-hari terlewati dan anak itu masih tetap hanya ditugasi untuk menggenggam permata. Ia pun kian tak sabar dan mulai gelisah. Walau begitu, sang guru tetap mendiamkannya. Hari itu sang anak pulang dengan penuh kekecewaan pada sang guru.
Keesokan harinya anak ini datang dan sudah akan memprotes. Namun ketika batu permata diletakkan pada tangannya ia langsung berkata, “Batu apa ini guru? Ini berbeda dari batu yang kemarin-kemarin.”
Guru itu kemudian tersenyum dan berkata, “Lihat, kamu sudah belajar.”
Memelajari sesuatu hal yang baru membutuhkan kesabaran dan kemampuan menghadapi kebosanan. Jangan cepat menyerah karena hanya dengan cara ini Anda bisa menjadi ahli.