Intisari-Online.com – Kehilangan tak selalu berarti buruk. Selalu ada hikmah dari kehilangan.
Anak laki-lakinya yang biasa selalu membantu ia berladang terkena kecelakaan. Ia sedang memacu kuda ketika tiba-tiba ada ular yang lewat dan kuda itu begitu kaget sehingga melompat tinggi. Anak ini pun terjatuh dan tertimpa pula oleh sang kuda. Kaki anak itu cedera sangat parah sehingga ia akhirnya tak bisa berjalan dengan lancar. Ia menjadi pincang.
Butuh waktu lama untuk anak itu bisa berjalan lagi dengan normal. Ia juga sudah tak bisa membantu ayahnya lagi berladang. Anak ini hanya bisa berada di rumah dan membantu ibunya membereskan pekerjaan rumah yang tak terlalu berat.
Pria ini sama sekali tak mengeluh, ia hanya berkata pada anaknya, “Tak mengapa nak. Mungkin hal ini akan mendatangkan suatu hikmah untukmu. Tetaplah bersyukur dalam menjalani hidup ini.”
Tak lama berselang, semua anak laki-laki di desa itu dipanggil untuk wajib militer. Semua pria muda yang sehat harus ikut serta tanpa terkecuali. Karena sang anak itu telah cacat, ia tidak perlu mengikuti wajib militer. Ia bahkan ditolak karena dianggap tak akan bisa bertugas dengan baik.
Beberapa tahun berganti dan anak-anak yang dulu dipanggil dari desa itu tak pernah kembali. Ternyata banyak dari mereka yang tewas di medan perang dan bahkan tak sempat mengucapkan selamat tinggal pada orangtuanya.
Saat itulah sang pria bersyukur lagi. Ternyata di balik setiap kejadian yang awalnya dianggap buruk selalu ada hikmah yang bisa diambil. Meski anaknya tak bisa berladang, mereka tetap utuh sebagai satu keluarga yang selalu bersama.