Intisari-online.com - Salah satu fenomena yang cukup unik di dunia adalah api abadi yang di Turkmenistan yang dijuluki gerbang neraka.
Gerbang Neraka tersebut terletak sekitar 260 kilometer di utara ibu ota Turkmenistan, Ashgabat.
Kemudian situs api ini memiliki lebar 60 meter dengan kedalaman 20 meter.
Lubangtersebut pertama kali terbentuk pada tahun 1971 ketika ahli geologi Uni Soviet menabrak gua gas alam di Gurun Karakum, menyebabkannya runtuh secara tidak sengaja.
Setelah apinya menyala selama puluhan tahun, mendadak Presiden Turkmenistan justru berencana memadamkannya.
Presiden Turkmenistan, Gurbanguly Berdymuhamedov, pada 1 Januari mengarahkan pemerintah untuk menemukan cara untuk sepenuhnya memadamkan "gerbang ke neraka".
Api raksasa yang membakar di gurun Karakum selama lebih dari 50 tahun.
Menurut surat kabar Rusia RT, Presiden Gurbanguly Berdymuhamedov dianggap sebagai orang yang suka pamer.
Baca Juga: Di Negara ini, Gunakan Koran Bergambar Presiden Sebagai Tisu Toilet Dianggap Penghinaan
Dia biasa menyanyikan musik rap, menerbangkan helikopter, mengendarai mobil balap dan menunjukkan keahlian menembaknya berkali-kali.
Selama pertemuan pemerintah pada 7 Januari, Berdymuhamedov mengarahkan wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas minyak dan gas.
Ia juga berkonsultasi dengan ilmuwan, termasuk pakar asing, untuk memadamkan api.
Berdymuhamedov mengatakan api yang tidak berhenti menyala selama 50 tahun terakhir karena banyaknya gas di bawah tanah adalah pemborosan sumber daya alam.
Gas itu bisa saja dieksploitasi dan dijual ke luar negeri untuk mendapatkan mata uang asing, membantu meningkatkan kehidupan masyarakat.
Namun, tidak jelas apa yang akan dilakukan Turkmenistan untuk memadamkan "gerbang neraka", karena ini menantang dan bisa mahal.
"Gerbang ke Neraka" di Turkmenistan sebenarnya adalah lubang yang dalam dengan diameter 60 meter, yang telah terbakar terus menerus selama lebih dari 50 tahun.
Kawah ini terletak di dekat desa Darvaza sekitar 270km dari ibu kota Ashgabat, sehingga dikenal juga sebagai "kawah Darvaza".
Kawah tersebut adalah hasil dari penurunan tanah dari ekstraksi gas di bawah Uni Soviet pada tahun 1971.
Gas dalam jumlah besar yang bocor ke lingkungan menimbulkan potensi ancaman bagi ekosistem dan kehidupan manusia.
Insinyur Soviet kemudian memutuskan untuk menyalakan api untuk membakar gas beracun.
Api seharusnya padam dengan sendirinya setelah beberapa hari, tetapi setelah lebih dari 50 tahun masih belum ada tanda-tanda akan berhenti.
Saat ini, "gerbang neraka" telah menjadi tujuan wisata terkenal di negara Asia Tengah.