Dituduh Amerika Siapkan 175.000 Tentara Untuk Bersiap Perang Tahun 2022, Terkuak Ini Awal Mula Rusia Tak Tahan Hingga Marah Besar Pada AS dan Ukraina ?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Rudal pertahanan Rusia S-125. (ilustrasi) perbandingan kekuatan militer Rusia dan Ukraina
Rudal pertahanan Rusia S-125. (ilustrasi) perbandingan kekuatan militer Rusia dan Ukraina

Intisari-online.com - Skenario perang besar dilaporkan mungkin akan terjadi oleh intelijen Amerika Serikat.

Laporan itu mengatakan bahwa Rusia berencana kerahkan pasukan sebanyak 175.000 tentara untuk menggempur Ukraina.

Sementara itu, Rusia membantah akan melakukan serangan tersebut, namun ada beberapa poin dalam laporan tersebut.

Baca Juga: Ada yang Tergila-gila dengan Kudanya hingga Gemar Lakukan Penyiksaan Sadis, Ini 3 Raja Gila dalam Sejarah Kerajaan Kuno, KisahnyaBikin Geleng-geleng Kepala

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova berbicara tentang laporan di Washington Post bahwa Moskow berencana untuk menyerang Ukraina.

Pada tanggal 4 Desember, menurut surat kabar Kommersant, juru bicara Maria Zakharova mengkritik AS karena melakukan operasi khusus untuk memperburuk situasi di Ukraina dan mengalihkan tanggung jawab ke Rusia.

Kampanye tersebut mencakup provokasi di dekat perbatasan dan tuduhan Rusia, kata Zakharova.

Baca Juga: Merasa Ancaman Invasi Rusia Makin Nyata, Ukraina Minta 'Paket Pencegahan' pada NATO untuk Mencegahnya

Sebelumnya, Washington Post, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya dan dokumen intelijen AS.

Menyatakan bahwa Rusia mungkin merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina pada awal 2022, dengan partisipasi 175.000 orang tentara.

Rusia telah lama membantah desas-desus bahwa Moskow akan menyerang Kiev, sementara Rusia menuduh Ukraina meningkatkan pasukannya untuk menyerang pemberontak di Ukraina timur.

Pada saat yang sama, Moskow menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk mengerahkan pasukan di seluruh wilayah jika wajar dan tidak mengancam negara lain.

Ketegangan di Ukraina adalah salah satu masalah yang menyebabkan kontradiksi antara Rusia dan AS.

Untuk mengatasi ketidaksepakatan, kedua negara dengan cepat mempersiapkan dan menetapkan tanggal untuk pertemuan online antara kedua pemimpin, yang dijadwalkan berlangsung pada 7 Desember.

Baca Juga: Terongok di Gudang Penuh Debu, Ternyata Uni Soviet Sebenernya Punya Proyek Pesawat Super Canggih Ini, Namun Berhenti Karena Biayanya Setara Membangun Kota Untuk 10 Juta Manusia

"Presiden AS Joe Biden akan menyoroti kekhawatiran AS tentang kegiatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan menegaskan kembali dukungan AS untuk kedaulatan negara itu," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, integritas teritorial Ukraina".

Di pihak Rusia, ketika diinformasikan tentang pertemuan tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menekankan masalah dalam hubungan bilateral (termasuk situasi di Ukraina).

Realisasi kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak di Jenewa akan menjadi topik utama yang dibahas di KTT online Rusia-AS.

Artikel Terkait