Intisari-Online.com-Ramses II adalah seorang firaun atau raja yang mencoba memperluas wilayah Mesir hingga jauh ke Levant.
Dia bertempur dengan kekaisaran lain yang disebut orang Het di Pertempuran Qadesh (juga dieja Kadesh) di Suriah.
Ramses II membual tentang prestasinya, menghiasi Abu Simbel dengan adegan-adegan dari Pertempuran Qadesh.
Satu pertempuran yang berakhir seri namun digambarkannya dengan kemenangan.
Sementara firaun Ramses II membangun beberapa monumen megah, di antaranya yang terbaik berada di Abu Simbel.
Situs Abu Simbel adalah salah satu situs kuno yang paling dikenal di Mesir.
Selama 3.000 tahun, situs yang berupa kuil ini terletak di tepi barat Sungai Nil.
Namun ia kemudian 'bergerak' pada tahun 1960-an.
Melansir Live Science, situs Abu Simbel ini diketahui dibangun pada 1244 SM.
Ia terdiri dari dua kuil yang diukir di sisi gunung.
Satu kuil yang lebih besar berisi empat patung FiraunRamsesII (1303-1213 SM) di pintu masuknya.
Masing-masing memiliki tinggi 21 meter.
Pintu masuk ke kuil dibangun sedemikian rupa sehingga pada dua hari dalam setahun, sinar matahari akan menembus masuk dan membuat tiga patung lain di dalamnya menyala.
Selain itu, Abu Simbel punya kuil kedua yang lebih kecil, yang mungkin dibangun untuk ratu Nefertari.
Bagian depannya meliputi dua patung ratu dan empat firaun dengan tinggi masing-masing 10 meter.
Kuil yang Agung
Satu kuil yang besar di Abu Simbel ini memiliki empat patung firaun di pintu masuknya.
Mereka mengenakan rok pendek, mahkota hiasan kepala berhias kobra dan jenggot palsu.
Bagian dalam kuil masuk sekitar 64 meter ke dalam gunung.
Ramses II duduk dengan tiga dewa lainnya, Ra-Harakhty, Amun dan Ptah.
Kuil Kecil
Sementara kuil yang lebih kecil di Abu Simbel ini berhias empat patung firaun dan dua pengantinnya, Nefertari.
Bagian dalam kuil lebih sederhana daripada kuil agung.
Ia berisi enam pilar yang menunjukkan penggambaran dewi Hathor.
Kuil yang 'Bergerak'
Situs abu Simbel dapat selamat dan melewati zaman kuno, namun ia terancam banjir oleh naiknya permukaan air sungai Nil.
Usaha membangun bendungan pun disusul dengan keputusan memindahkan kuil-kuil itu.
Kuil-kuil itu dibongkar dan dipindahkan pada tahun 1968 di dataran tinggi gurun seluas 64 meter.
Keberadaannya sekarang telah membuatnya sebagai kuil yang bergerak, karena dipindah sejauh berjarak 180 meter dari situs aslinya semula berada.
(*)