Intisari - Online.com -China sudah menjadi negara terkuat di Asia-Pasifik saat ini, dengan penyeimbang kekuatannya mungkin hanyalah sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS).
Kondisi Asia-Pasifik juga tengah genting saat ini, karena setiap saat bisa terjadi perlombaan senjata.
Namun, Presiden China Xi Jinping mengatakan Asia-Pasifik tidak boleh kembali ke masa-masa Perang Dingin.
Hal itu ia sampaikan jelang pertemuan puncak para pemimpin Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) akhir pekan nanti.
Xi mengirimkan pesan melalui video pada hari Kamis (11/11) ke forum CEO di sela-sela KTT APEC yang dipimpin Selandia Baru.
Ia menegaskan bahwa upaya untuk menarik garis ideologis atau membentuk lingkaran kecil dengan alasan geopolitik pasti akan gagal.
"Kawasan Asia-Pasifik tidak dapat dan tidak boleh terulang untuk kembali ke dalam konfrontasi dan perpecahan seperti era Perang Dingin," kata Xi, seperti dikutip Reuters.
Xi Jinping diduga menyindir aliansi Quad, terdiri dari AS, Jepang, Australia, dan India, yang beragenda menahan pengaruh ekonomi dan militer China yang semakin besar.
Bukan cuma itu, Xi juga mengirim pesan yang mengajak semua negara anggota APEC untuk bangkit dari bayang-bayang pandemi dan mencapai pemulihan ekonomi yang stabil. Setiap negara juga diminta untuk menutup kesenjangan vaksinasi Covid-19.
"Kita harus mengimplementasikan konsensus bahwa vaksin adalah barang publik global ke dalam tindakan nyata untuk memastikan distribusi yang adil dan merata," lanjutnya.
Terkait minat China untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), Xi mengatakan negaranya akan siap untuk mempersingkat daftar negatif investasi asing hingga memperlakukan bisnis domestik dan asing secara setara.
"China akan memperpendek daftar negatif pada investasi asing, mempromosikan pembukaan menyeluruh dari sektor pertanian dan manufaktur, memperluas pembukaan sektor jasa dan memperlakukan usaha dalam negeri dan luar negeri secara sederajat menurut hukum," ungkap Xi.
Para pemimpin negara APEC akan mengadakan pertemuan puncak secara virtual pada Sabtu (13/11/2021) dengan Selandia Baru menjadi tuan rumah.
Total 21 negara akan membicarakan berbagai topik dari cara membuka kembali perbatasan tanpa menyebarkan virus, memastikan pemulihan pandemi yang adil dan bergerak menuju ekonomi bebas karbon.
Sebelumnya, sudah diadakan pertemuan para menteri perdagangan dan menteri luar negeri negara APEC pada Selasa (9/11/2021) berdiskusi mengenai perdagangan bebas.
Para menteri sepakat kunci pemulihan dari pandemi Covid-19 adalah perdagangan bebas dan ekonomi terbuka.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini