Hari Ini 355 Tahun yang Lalu, Gara-gara Tindakan Ceroboh Pembuat Roti Ini Sebabkan Kebakaran Besar London, Ada Hikmah di Balik Kebakaran yang Sampai ‘Merebus’ Anak Sungai Ini

K. Tatik Wardayati

Editor

Kebakaran Besar London.
Kebakaran Besar London.

Intisari-Online.com – Terkadang perbuatan ceroboh kita tidak pernah kita sangka bisa membuat kerugian bagi banyak orang.

Mungkin kita anggap sepele, nyatanya yang ‘sepele’ itu malahan membuat kerugian pada diri sendiri bahkan orang banyak.

Thomas Farriner adalah seorang pembuat roti yang melayani Raja Charles II dan memasok roti ke Angkatan Laut Kerajaan.

Dia memilih untuk tinggal di Pudding Lane, London, namun kita tidak pernah tahu mengapa dia memilih tinggal di situ apakah mungkin karena tempatnya yang strategis untuk berjualan.

Baca Juga: Pernah Benar Prediksi Kebangkitan Hitler, KiniNostradamus Ramal Apa yang Terjadi di Tahun 2020,AdaPecahnya Perang Dunia 3 hingga Bagaimana Akhir Dunia

Tetapi yang jelas, dia pergi tidur pada malam 1 September 166 saat dia memanaskan ovennya yang masih menyala.

Apa yang terjadi kemudian?

Dini hari keesokan paginya tanggal 2 September, percikan api dari ovennya menyebabkan api yang makin membesar dan segera menelan rumahnya.

Farriner, kemudian melarikan diri bersama keluarganya dengan memanjat melalui jendela lantai atas.

Baca Juga: Kisah Misteri Penemuan Tulang di Menara London, Benarkah Mereka Dua Pangeran Bersaudara yang Dibunuh Demi Perebutkan Takhta?

Tetapi pelayannya, Rose, tewas.

Rose menjadi salah satu dari enam orang yang tercatat tewas dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Kebakaran Besar London, dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur kota.

Meski secara resmi korban yang tercatat hanya sedikit, namun siapa yang tahu bila ada lebih banyak korban yang tidak diketahui karena mereka telah terkremasi dalam kobaran api.

Api terus menyambar dan berkobar selama empat hari, menyebabkan 80 persen bangunan London hangus terbakar.

Melansir onthisday, itu termasuk lebih dari 13.200 rumah, 87 gereja paroki, 52 aula Perusahaan Livery, Guidhall, Royal Exchange, dan Katedral St. Paul.

Samuel Pepys, penulis buku harian besar, menuliskan, “London Abad Pertengahan sekarang semuanya dalam abu.”

Catatan hariannya untuk 2 September itu berbunyi, “Jane (pelayannya) menelepon kami sekitar pukul tiga pagi, memberi tahu kami tentang kebakaran hebat di Kota. Saya pun bangun, mengenakan gaun tidur saya, dan pergi ke jendela. Berpikir itu cukup jauh, saya pergi tidur lagi.”

“Namun Jane datang dan memberi tahu saya bahwa api sekarang membakar seluruh Fish Street, dekat Jembatan London.

Saya berjalan ke Menara London, dan di sana naik ke salah satu tempat tinggi, melihat rumah-rumah di ujung jembatan itu semuanya terbakar, dan api besar yang tak terbatas di sisi ini dan sisi lain dari ujung jembatan itu.”

Baca Juga: Kisah Kapal Layar Pembawa Emas Berton-ton yang Terlupakan, Benarkah Dibajak oleh Bajak Laut Lalu Ditenggelamkan?

“Saya turun, dengan hati tak karuan, ke tepi air dan ada sebuah perahu, saya melihat api yang berkobar menyedihkan, setiap orang berusaha mengeluarkan barang-barang mereka dan membawanya ke tempat yang aman.

Orang-orang miskin tinggal di rumah mereka sampai api menyentuh mereka, kemudian berlari ke perahu, atau memanjat dari satu tangga di tepi sungai, ke tempat yang lain.”

“Saya melihat api sebagai satu lengkungan api yang panjangnya lebih dari satu mil, dan itu membuat saya menangis melihatnya.

Gereja-gereja, rumah-rumah, semuanya terbakar dan menyala sekaligus, suara yang mengerikan dari api itu membuat rumah-rumah roboh.”

“Setelah tenang, dan dalam waktu satu jam melihat api mengamuk ke segala arah, namun tak seorang pun berusaha memadamkannya, tetapi memindahkan barang-barang mereka.

Angin yang sangat kencang mendorong api ke Kota, saya pergi ke White Hall dan memberi tahu Raja apa yang saya lihat.

Yang Mulia memerintahkan rumah-rumah dirobohkan untuk membuat sekat, karena tidak bisa memadamkan api.”

Seperti banyak peristiwa besar di akhir abad ke-17, Pepys menjadi pusat perhatian, menurut kurator museum London, Kristian Martin, "Dibangunkan dengan kasar oleh pelayannya, Jane, pada pukul 3 pagi dengan berita tentang kebakaran di kejauhan, mungkin tidak mengejutkan, karena melihat api di antara gedung-gedung kayu padat di London, pada awalnya dia mengabaikannya dan kembali ke tempat tidur.”

Tetapi dalam gaya Pepys, buku harian itu berkata secara jujur mencatat detail-detail kecil dan peristiwa-peristiwa tentang api yang seharusnya hilang dari sejarah.

Baca Juga: Jadi Destinasi Wisata di Inggris, Inilah Lima Tempat Bersejarah yang Jangan Dilewatkan Bila Berkunjung ke Negara Tersebut, Termasuk Tempat Eksekusi Anne Boleyn di London

Pepys mencatat merpati hangus dari langit, orang-orang melemparkan barang-barang mereka ke sungai, kucing hangus ditarik hidup-hidup dari cerobong asap, serpihan dan tetesan api mengambang di seluruh kota, kaca meleleh dan tertekuk oleh panas dan tanah sepanas arang.”

Seperti Pepys, Walikota Lord, Sir Thomas Bludworth pun awalnya merasa tidak terlalu terganggu.

Setelah pertemuannya dengan Pepys, Raja mengambil alih operasi untuk menyelamatkan kota dan membuat sekat bakar.

Ini berarti merobohkan gedung-gedung yang sangat bagus tetapi membuat api kayu yang dibutuhkan untuk membakarnya mati.

Untungnya, pada hari keempat, angin yang menyebarkan api menyala dengan sendirinya itu, mengarahkan api kembali ke tempat yang sudah terbakar.

Jadilah api itu tidak mendapatkan apa-apa untuk dibakar dan secara bertahap pun padam.

Ironisnya, kebakaran besar itu membawa berkah yang besar pula.

Kebakaran besar London.
Kebakaran besar London.

Kebakaran itu telah menghancurkan jalan-jalan kotor terkait dengan Wabah Besar tahun sebelumnya.

Daerah kumuh terbakar begitu saja.

Baca Juga: Seandainya Putri Diana Masih Hidup, Hari Ini adalah Ulang Tahunnya yang ke-60, Begini Perayaan Terakhirnya Saat Usia 36 Tahun

Dan sungai Fleet, anak sungai yang mengalir ke Sungai Thames, tidak lebih dari saluran pembuangan terbuka terkait dengan penyakit dan kemiskinan.

Api secara efektif ‘merebus’ sungai Fleet itu dan mensterilkannya.

Tugas sekarang adalah merencanakan ulang dan membangun kembali London.

Arsiten Christopher Wren dipanggil untuk mendalangi proyek dan dia menjadikan Katedral St. Paul dirancang ulang dengan menakjubkan sebagai pusat dari London baru.

Satu tugas lagi untuk Samuel Pepys.

Ketika api menyebar, dia secara pribadi membawa barang-barang dari rumahnya untuk dibawa pergi dengan tongkang Thames.

Pada malam kedua itu, dia mencatat di buku hariannya, “Saya menggali lubang lain, dan memasukkan anggur ke dalamnya, juga keju Parmesan, serta beberapa lainnya.”

Pada akhirnya rumahnya memang terhindar dari api, tapi nasib keju Parmesan Italianya yang mahal, kita tidak pernah tahu, karena dia tidak mencatat dalam buku hariannya apakah dia ambil lagi atau tidak.

Baca Juga: 120 Tahun Jadi Topik Berita dan 100 Orang Tersangka Diasosiasikan dengannya, Kemahsyuran 'Jack the Ripper'sebagai Pembunuh Misterius Abad ke-19 Menyisakan Tanda Tanya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait