Advertorial
Intisari-Online.com– Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 secara tiba-tiba di Kabupaten Kudus merupakan pelajaran berharga.
Pasalnya, Kudus merupakan daerah yang tidak tepat berada di pesisir atau memiliki akses langsung ke luar negeri, seperti bandara internasional atau pelabuhan internasional.
“Di Kudus bisa terjadi lonjakan yang tidak kita duga. Ini pelajaran berharga yang kita ambil agar tidak terjadi di tempat lain atau di tempat yang sama,” ujarnya dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa: Kisah Keberhasilan Vaksinasi Dari Kudus yang digelar Forum Merdeka Barat 9 di kanal Youtube FMB9ID_IKP, Selasa (31/8/2021).
Pelajaran berharga lainnya, lanjut Tonang, vaksinasi terbukti sangat penting. Sebab, program vaksinasi di Kudus saat ini baru mencapai 24 persen untuk dosis pertama dan 20 persen untuk dosis lengkap.
“Berarti, waktu mengalami lonjakan kemaren barang kali cakupan vaksinasi belum setinggi itu. Meski baru 20 persen saja, vaksinasi tetap ada gunanya dalam menurunkan kasus positif dengan segera,” jelasnya.
Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 di Kudus sempat melonjak hingga 30 kali lipat dalam sepekan dan sempat mencapai angka 2300-an per hari. Lonjakan ini salah satunya diakibatkan merebaknya Covid-19 varian delta.
Tonang menjelaskan, sebenarnya Covid-19 varian delta bukan pertama kali baru muncul di Kudus. Dari penelitian yang dilakukan, varian ini sudah mulai masuk Indonesia sejak Januari 2021.
“Bahwa kemudian penyebaran ini menemukan momentum di Kudus itu yang perlu kita kaji. Apa yang mendorong varian delta selama beberapa bulan merayap tiba-tiba meloncat tinggi,” terangnya.
Lewat penanganan serius yang melibatkan pemerintah daerah dan pusat, lonjakan kasus positif di Kudus pun mulai terkendali. Bahkan, kota kretek ini pun kini sudah masuk daerah yang menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.
Meski jumlah kasus sudah menurun, Tonang meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk tetap melakukan penguatan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment.
“Mumpung kasus yang terdeteksi belum banyak saat ini dan semoga tidak banyak lagi, ini sebetulnya peluang untuk mempertinggi tracing supaya bisa mendeteksi lebih dini kalau mungkin masih ada kasus-kasus yang tersembunyi,” jelasnya.