Advertorial
Intisari-Online.com – Presiden Joko Widodo kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa -Bali hingga 6 September 2021.
Menurut Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas COVID-19 Sonny Harry B Harmadi, keputusan tersebut dipilih presiden guna melanjutkan tren positif penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sonny dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk ‘Dialog Semangat Selasa’, Selasa (31/08/2021).
Kendati demikian, Sonny menyebut, ikhtiar pemerintah harus didukung dengan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes) 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Meski diperpanjang namun dilakukan beberapa penyesuaian agar kegiatan sosial masyarakat bisa berjalan. Dengan patuh menjalankan prokes, hal ini akan menyeimbangkan upaya perlindungan kesehatan dengan pembukaan kegiatan masyarakat,” ungkap Sonny.
Terkait dengan kondisi lapangan, Sonny menyebut, saat ini tingkat positivity rate berada di angka 12,3 persen. Angka ini masih harus diturunkan hingga di bawah lima persen.
“Belajar dari negara -negara lain, seringkali terdapat lonjakan kasus ketika penerapannya dilonggarkan. Karena itu, kita harus berupaya agar lonjakan kasus tidak terjadi dengan cara mempertahankan protokol kesehatan,” katanya.
Berbagai upaya pun terus dilakukan pemerintah guna menurunkan tren tersebut. Sonny mengaku, Satgas Covid-19 terus mempercepat upaya vaksinasi beserta testing, tracing, dan treatment (3T).
Guna memonitor perubahan perilaku masyarakat selama pandemi, Sonny menyebut, Satgas Covid-19 telah bekerja sama dengan lebih dari 115 ribu Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia.
Nantinya, Duta Perubahan Perilaku akan bekerja dengan TNI dan Polri untuk melakukan evaluasi dan laporan kondisi lapangan.
“Perubahan perilaku masyarakat sangat signifikan dalam pengendalian pandemi. Untuk itu, Satgas COVID -19 berkolaborasi bersama TNI, Polri, dan Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia,” ungkap Sonny.
Terkait aktivitas Duta Perubahan Perilaku, dr Grace Hananta selaku perwakilan Duta Perubahan Perilaku menyebut, saat ini dirinya terus mendorong kesadaran prokes melalui Gerakan Pakai Masker (GPM).
Gerakan ini, kata Grace, menekankan tentang pentingnya melakukan ajakan 3M dengan cara yang nyaman dan menyenangkan, utamanya kepada generasi muda.
“Kita harus tunjukkan seberapa hebat kita bisa terus sadar mengenakan masker. Inti ajakan dari GPM adalah pokoknya pakai masker dulu. Masker apapun jenisnya. Kita harus sadar, bahwa sekarang mengenakan masker itu seperti halnya kita mengenakan baju,” ujar Grace.
Senada dengan dr Grace, pelaku seni Jeremy Teti mengungkapkan, publik figur juga memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat. Untuk itu, ia mengingatkan agar masyarakat tidak lupa menggunakan masker dengan baik dan benar, terutama ketika memiliki mobilitas tinggi.
“Publik figur punya tanggung jawab moral menjadi role model (tokoh panutan) orang-orang sekitarnya. Kita harus mencontohkan protokol kesehatan yang benar. Selain itu, memotivasi dan meyakinkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin,” ujar Jeremy.
Melalui sinergi antara Satgas Covid-19 dengan Duta Perubahan Perilaku, Sonny berharap, proses ikhtiar dalam mengatasi pandemi Covid-19 dapat berjalan lancar. Masyarakat pun dapat beraktivitas kembali seperti dahulu kala.
“Perbaikan situasi COVID -19 tidak boleh membuat kita lengah, melainkan harus tetap disikapi dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan,” kata Sonny.