5. Penyulaan
Dalam bukunya tahun 1798, Voyages to the East-Indies, Johan Splinter Stavorinus menceritakan bagaimana penyulaan adalah metode umum hukuman mati di koloni Belanda di Batavia (sekarang Jakarta, Indonesia).
Dia menggambarkan menyaksikan seorang budak ditusuk untuk pembunuhan di sana pada tahun 1769.
Sayatan dibuat di tulang belakang pria itu, katanya, dan kemudian paku besi didorong di bawah kulit sepanjang tulang belakang sebelum keluar di pangkal leher, antara tulang belikat.
Paku besi itu kemudian dipalu ke tanah dan tawanan itu ditinggalkan di sana.
Getaran yang ditimbulkan oleh palu membuat pria itu menjerit kesakitan, kata Stavorinus.
Seorang penjaga mencegah siapa pun memberikan makanan atau minuman kepada orang miskin itu.
Stavorinus mengatakan bahwa korban ini bertahan hingga hari berikutnya, tetapi ada kasus lain yang ditusuk selama 'delapan hari atau lebih' sebelum kedaluwarsa.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR