Kehidupan melodramatisnya menggambarkan fakta bahwa seorang wanita yang ambisius harus bergantung pada niat baik pria untuk dapat memimpin.
Pemecatan Shajarat sebagai Sultan oleh Khalifah Bagdad menegaskan kembali konsep Islam bahwa kepala spiritual dan kepala politik suatu negara harus menjadi satu, dan bahwa posisi seperti itu tidak layak diduduki oleh seorang wanita.
Waktu itu pada 1250 M Sultan Mesir, Salih Ayyub baru saja meninggal saat tentara salib Perancis mengancam Mesir.
Istri Salih Ayyub adalah Shajarat al-Durr, yang pernah menjadi budak.
Pada tahun 1249, tentara Prancis di bawah Louis IX, Raja Prancis mendarat di Damietta, di muara Sungai Nil.
Shajarat, bertindak sebagai wali Salih saat dia pergi di Damaskus, mengorganisir pertahanan kerajaan.
Segera setelah Salih Ayyub kembali, dia meninggal.
Shajarat, menyembunyikan fakta kematiannya dengan mengatakan dia "sakit" dan terlihat seorang pelayan membawa makanan ke tendanya.
Dengan demikian, dia dapat terus memimpin atas namanya.
Turan, putranya dan anak tirinya, muncul dan Shajarat menyerahkan kendali kekuasaan kepadanya, barulah akhirnya mengumumkan kematian suaminya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR