Intisari-Online.com - Beberapa tahun ini, disebutkan bahwa Chinamenjadi salah satu negara adidaya di dunia.
Faktanya China menjadi salahsatu negara adidaya di dunia bukan tanpa sebab.
Ini karena Negeri Panda itu tak hanya kuat di sektor ekonomi, tapi juga perdagangan dan militer.
Namun segala euforia China sebagaisalah satu negara adidaya di dunia musnah karena kejadian di bawah ini.
Dilansir dari24h.com.vnyang mengutip SCMP pada Sabtu (24/7/2021),penduduk desa Xiayuan, kabupaten Weihui, menunggu hari demi hari untuk diselamatkan.
Hal itu karena setelah berhari-hari telah terjadi hujan lebat dan banjir yang menewaskan sedikitnya 56 orang di provinsi Henan, China tengah.
Akibatnya desa di pinggiran kota Xinxiang itu terputus dari dunia luar.
Ketika reporter SCMP tiba pada 22 Juli 2021, mereka bertemu seorang penduduk setempat bernama Zhang.
Di mana Zhang udah berenang keluar desa, hanya mengenakan celana.
Pria itu duduk makan mie di jalan, makanan pertamanya dalam 2 hari.
"Saya ingin mencari perahu untuk kembali menjemput keluarga saya," kata Zhang.
Jalan tunggal menuju desa Zhang memang telah dipenuhi air banjir.
Hanya sebagian kecil dari kelompok anak-anak dan orangtua yang diselamatkan terlebih dahulu oleh petugas pemadam kebakaran.
Sehingga ribuan orang masih terjebak di desa tersebut.
Kejadian seperti ini telah terjadidi berbagai lokasi di utara kota Xinxiang hingga 23 Juli.
Sedikitnya 7 waduk kelebihan beban, naiknya air menyebabkan banjir besar di banyak desa di hilir.
Selain desa-desa yang benar-benar terputus oleh banjir, mencapai Tan Huong saat ini juga sangat sulit.
Dari pagi hari tanggal 22 Juli, kereta api berkecepatan tinggi berangkat dari Beijing ke Xinxiang, hanya berhenti di kota Handan, di provinsi selatan Hebei.
Seorang pria bermarga Li mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dapat menemukan jalan ke Xinxiang.
Pria itu hanya berhasil mencapai kota Heibi di provinsi Henan, sekitar 70 km dari Xinxiang.
Pasalnya, banjir menyebabkan banjir di pintu gerbang jalan raya menuju Tan Huong. Banyak jalan menuju kota juga terendam banjir.
Sepanjang jalan raya dari Handan ke provinsi Henan, wartawan SCMP melihat serangkaian desa, pabrik dan lahan pertanian terendam air banjir, di beberapa tempat benar-benar terendam mobil.
Pada 23 Juli, China mencatat setidaknya 56 kematian, sementara 395.000 orang telah evakuasi.
Kerusakan setelah banjir parah di provinsi Henan mengakibatkan kerugian senilailebih dari 65 miliar yuan (Rp145 triliun).
Kota Zhengzhou, ibu kota Provinsi Henan, mencatat rekor 644,6 mm hujan dalam empat hari, melebihi total rata-rata tahunan kota 640,8 mm.
Karena hujan terjadi selama beberapa haridan langsung terjadi bencana banjir, maka media China menggambarkannya sebagai "seribu tahun sekali".