Virus Corona Varian Delta Saja Sudah Bikin Seluruh Dunia Ketar-Ketir, Kini Malah Muncul Mutasi Covid-19 yang Lebih Berbahaya dari Varian Delta di India, Apa Itu?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi virus corona varian Delta
Ilustrasi virus corona varian Delta

Intisari-online.com - Munculnya virus corona varian delta dari India telah membuat seluruh dunia kembali dalam ancaman.

Virus corona varian delta yang merupakan mutasi dari Covid-19 telah menyebar di beberapa negara di dunia.

Menurut laporan virus corona varian delta ini dianggap lebih menular, dan lebih berbahaya hingga mengancam kematian.

Kini seluruh dunia sedang bersiap akan badai munculnya virus corona varian delta ini.

Baca Juga: Asia Tenggara Darurat Covid-19, Filipina Sampai Gunakan Aturan Kejam Ini, Penjarakan Rakyatnya Sendiri yang Ogah Disuntikkan Vaksin Covid-19

Meski virus corona varian delta baru saja muncul dan menjadi ancaman serius, ternyata jenis ini masih bermutasi ke tingkat yang lebih berbahaya.

Menurut laporan 24h.com.vn, pada Selasa (22/6/21), mutasi baru dari virus corona varian delta muncul dengan naman varian delta+.

Sebenarnya varian ini sudah muncul lama di Eropa namun kembali menjadi masalah berbahaya dan muncul di India bersama dengan varian delta.

Setidaknya ada 33 kasus di India terinfeksi varian delta plus (delta+), dari virus SARS-CoV-2 yang mengandung mutasi berbeda dari varian delta, lapor Times of India.

Baca Juga: Tembus 2 Juta Kasus Covid-19, Rekor Kasus Tertinggi di Indonesia Semenjak Pandemi Melanda, Inilah Provinsi dengan Jumlah Kasus Virus Corona Tinggi

Infeksi varian Delta+ pertama yang terdeteksi di India adalah lima dari 50 pasien Covid-19 di Kota Ratnagiri, negara bagian Maharashtra, ketika pengambilan sampel secara acak untuk pengurutan genetik pada bulan Mei.

Pada 20 Juni, jumlah infeksi varian Delta + telah mencapai 20, termasuk delapan kasus di Maharashtra dan kasus di negara bagian Tamil Nadu, Maharashtra, Punjab, Madhya Pradesh.

Pada 21 Juni, kepala kesehatan negara bagian Maharashtra memperbarui bahwa negara bagian telah mendeteksi total 21 infeksi varian Delta+ dari lebih dari 7.500 sampel pasien yang dipilih secara acak untuk pengurutan genetik selama sebulan terakhir, menurut situs berita NDTV (India).

Varian Delta+ (B.1.617.2.1) dibentuk oleh mutasi K417N yang muncul pada varian Delta (B.1.617.2).

Merupakan salah satu dari empat varian yang dianggap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai mutasi yang menarik perhatian global.

Delta+ disebut-sebut sebagai varian yang tidak terlalu baru karena muncul di Eropa pada akhir Maret lalu.

Baca Juga: Termasuk Indonesia, Joe Biden Mulai Bagi-bagi Vaksin Covid-19 ke Puluhan Negara Ini

Menurut data dari peta internasional terbaru dari urutan gen virus SARS-CoV-2 GISAID, pada 17 Juni, 57 kasus infeksi varian Delta+ tercatat di luar India.

Di mana, AS menyumbang jumlah terbesar dengan 14 kasus.

Mutasi lain yang berbahaya adalah varian K417N juga ditemukan pada varian Beta pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Para ilmuwan khawatir bahwa mutasi K417N dapat bergabung dengan mutasi yang melekat pada varian Delta, membuat virus Delta+ lebih menular atau meningkatkan resistensi obat.

Pada 16 Juni, Dr VK Paul, Ketua Komite Pengarah India melawan Covid-19, mengatakan bahwa Delta+ adalah "variant of concern (VOI)" dan bukan "variant of concern" (VOC).

Tetapi menyatakan bahwa pejabat India akan melanjutkan untuk memantau perkembangan dan penyebaran varian ini.

Subhash Salunkhe, penasihat program nasional anti-Covid-19 pemerintah New Delhi, menekankan bahwa varian Delta masih menyumbang sebagian besar infeksi gelombang kedua Covid-19.

Baca Juga: Pantas China Sangat Cepat Atasi Covid-19 di Negaranya, Rupanya Negari Panda Gunakan Cara Berani Ini Untuk Lindungi Rakyatnya dari Covid-19

Dia menekankan perlunya lebih banyak penelitian untuk memahami varian Delta+ baru yang muncul di negara ini.

Pada 21 Juni, India telah melaporkan total lebih dari 29,9 juta infeksi Covid-19, di mana 388.135 di antaranya telah meninggal, menurut angka resmi dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India.

India secara bertahap mengendalikan gelombang kedua epidemi karena jumlah infeksi baru terus menurun.

Namun, banyak ahli khawatir bahwa gelombang ketiga Covid-19 akan segera kembali melanda negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu.

Karena langkah-langkah pencegahan epidemi, bahkan kampanye vaksinasi, di banyak tempat belum dilaksanakan secara menyeluruh.

Artikel Terkait