Intisari-Online.com - Anda sedang mencari tahu cara menghitung weton sebelum menikah?
Weton-weton yang dianjurkan cara menghitungnya adalah sebagai berikut: weton atau hari kelahiran kedua mempelai dihitung nilainya.
Tabelnya sebagaimana di bawah ini:
Masing-masing mempelai dihitung jumlah wetonya.
Misalnya Pak Yanto hendak mengkawinkan anaknya, Cahya dengan seorang calon menantu bernama Darius.
Cahya kelahiran jumat pon.
Jumat pon bernilai 6 + 7 = 13. 13 : 9= 1 sisa 4. Sedangkan Darius lahir pada hariselasa wage.
Selasa wage bernilai 3+4= 7. 7: tidak bisa di bagi sembilan, maka dikatakan sisa 7.
Jadi Niken memiliki sisa 4, sedangkan Primus memiliki sisa 7.
Ramalanya adalah akan baik rezekinya dan awet sampai tua.
Nilai sisa antara mempelai pria dan wanita tersebut bisa dibolak-balik, maksudnya bila mempelai pria sisa 5 dan mempelai wanita sisa 2, akan sama hasil ramalanya dengan apabila mempelai pria sisa 2 dan mempelai wanita sisa 5.
Ramalan Berdasarkan Hitungan Weton:
Pria 0 + wanita 0 :Lancar rezeki dan murah sandang pangan.
Pria 8 + wanita 0 : Harus berhati-hati dalam menjaga perasaan masing-masing agar tetap utuh.
Pria 8 + wanita 8 : Akan dikasihi oleh sesama.
Pria 7 + wanita 0 : Kekal keluarganya sampai kakek nenek.
Pria 7 + wanita 8 : Harus waspada dengan kesalahan yang diperbuat sendiri. Akan memiliki banyak anak cucu.
Pria 7 + wanita 7 : Peran istri sering lebih menonjol. Laki-laki harus pintar mengambil posisi dan meningkatkan hasil kerja.
Pria 6 + wanita 0 : Setia dengan pasangan masing-masing
Pria 6 + wanita 8 : Kurang cocok jika menjadi pemimpin masyarakat. Tetapi dalam lingkungan keluarga sendiri ayem tentrem, damai.
Pria 6 + wanita 7 : Hidup rukun dan damai.
Pria 6 + wanita 6 : Banyak rintangan dan cobaan. Tetapi pasangan yang kuat menjalani justru akan menjadi semakin tegar dan kokoh.
Pria 5 + wanita 0 : Banyak rezeki banyak kawan. Mudahmencari penghasilan, jika masing-masing teguh pendirian dan setia.
Pria 5 + wanita 8 : Banyak rintangan dan cobaan. Tetapi pasangan yang kuat menjalani justru akan menjadi semakin tegar dan kokoh.
(*)