Tak Hanya Filipina yang Terancam Seperti India, Negara Asia Tenggara Ini Juga dalam Kondisi Mengkhawatirkan Akibat Pandemi Covid-19, Ratusan Orang Terinfeksi dalam 24 Jam

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat ini
Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat ini

Intisari-online.com - Belakangan Kasus Covid-19 di India membuat banyak negara di dunia khawatir jika menyebar.

Selain itu ada beberapa negara yang juga mengalami lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi di Filipina.

Dilaporkan bahwa banyak pasien sudah mulai melakukan antrian di koridor, sehingga dikhawatirkan jika ini terus berlanjut, Filipina bisa berakhir seperti India.

Tak hanya Filipina saja, negara Asia Tenggara lain ada yang dilaporkan juga mengalami lonjakan cukup tajam seperti Kamboja.

Baca Juga: India Makin Terpuruk, Dihajar Habis-habisan oleh Covid-19, Tiga Rumah Sakitnya pun Malah Mengalami Kebakaran

Menurut 24h.com.vn, pada Jumat (30/4/21), semakin banyak wilayah di ibu kota Phnom Penh, yang dinyatakan sebagai zona merah.

Bahkan kekhawatiran ini membuat orang-orang cemas, tentang konsumsi makanan yang tidak mencukupi sampai pandemi Covid-19 mereda.

Laksamana Phnom Penh Khuong Sreng menandatangani pada 28 April instruksi untuk menghentikan semua bisnis.

Termasuk penjualan makanan, di "zona merah" untuk memperlambat penyebaran virus.

Baca Juga: Perkara Baru Covid-19 di India, Walau Banyak Negara Sudah Melakukan Vaksinasi, Ternyata Covid-19 dari India Diprediksi Masih Bisa Menyebabkan Masalah Baru, Ini Alasannya

Kementerian Perdagangan Kamboja telah meluncurkan pasar online melalui situs web shop.moc.gov.kh, mengirimkan 8 truk makanan keliling dengan Green Trade Company.

Juga mendirikan 25 kios makanan di 11 lokasi zona merah.

Tujuannya untuk memastikan pasokan kebutuhan pokok komoditas seperti mie instan, nasi, ikan kaleng, kecap ikan dan kecap.

Seorang penduduk di "zona merah" yang terdampak oleh Covid-1 pada 29 April mengatakan kepada Khmer Times bahwa beberapa bisnis makanan masih "sembunyi-sembunyi".

Ia menambahkan, ia mulai kesulitan membeli susu, salah satu kebutuhan pokok untuk bayinya yang berusia 1 tahun.

Sementara sebagian besar bisnis tutup dan perjalanan terbatas, wanita tanpa nama dan suaminya tidak memiliki uang tunai lagi karena mereka tidak dapat mengakses ATM untuk menarik uang.

Baca Juga: Warga Negara Indonesia yang Tinggal di India Positif Covid-19, Pemerintah India Masih Saja Lakukan Kampanye Politik Meski Sedang Dilanda Tsunami Virus Corona

Khususnya, bahkan dalam blokade, Kamboja masih mencatat peningkatan jumlah penularan.

Sejauh ini, negara tersebut telah melaporkan total 92 kematian dan 12.641 infeksi, di mana 880 terjadi pada 29 April, rekor peningkatan setelah 24 jam.

Selain di Kamboja lonjakan juga terjadi di sejumlah negara di Asia Tenggara.

Misalnya, di IndonesiaJumat (30/4) mengumumkan 5.833 infeksi baru dan 218 kematian, dengan total lebih dari 1,6 juta dan 45.334 kasus.

Di hari yang sama, Laos mencatat 68 kasus lagi, naik total 672 kasus, di antaranya tidak ada kematian.

Di Malaysia, jumlah orang yang terinfeksi dan tewas oleh Covid-19 meningkat menjadi total 404.925 dan 11.492 orang, termasuk 3.332 infeksi baru dan 15 kematian pada 29 April.

Baca Juga: ‘Kami Jatah Oksigen Ayah, Tapi Bila Suplai Habis….’ Mimpi Buruk Covid-19 di Keluarga India dengan Penyakit Penyerta Kanker, 'Kami Sudah Bayar Pajak Tapi Pemerintah Tidak Ada Tindakan'

Di hari yang sama, Myanmar mengumumkan 10 kasus baru dengan total 142.800 kasus. Negara tersebut sejauh ini mencatat 3.209 kematian.

Dengan 8.275 kasus dan 114 kematian baru diumumkan pada 29 April, Filipina memiliki lebih dari 1 juta infeksi dan 17.145 kematian hingga saat ini.

Angka di Thailand masing-masing adalah 63.570 dan 188, termasuk 1.871 kasus dan 10 kematian yang diumumkan pada 29 April.

Artikel Terkait