Selama dua tahun dari 631/1234 dia melayani penguasa Ayyubid Hamāt, al-Muzaffar II, atas perintahnya dia membantu ahli matematika Mesir 'Alam al-Dīn Kaysar (dikenal sebagai Ta'āsīf) dalam pembangunan sebuah observatorium dan berbagai instrumen astronomi.
Dia kemudian kembali ke Damaskus, di mana dia berkenalan dengan pangeran Kurdi Husām Dīn b. Abī 'Alī (kemudian menjadi wakil di Mesir dari sultan Ayyūbid al-Malik al-Sālih), yang persahabatannya akan menjadi keuntungan besar baginya selama bertahun-tahun di Mesir.
Pada 641 Hijriah/April 1243, dia pergi ke sebuah delegasi ke Baghdad, dan dari situ pergi ke Kairo.
Di sana ia memperoleh akses ke sultan al-Malik al-Sālih, kepada siapa ia mendedikasikan buku sejarah al-Ta'rīkh al-Sālihī, dan penggantinya al-Malik al-Mu'azzam Tūrān-shāh, kepada siapa ia mengabdikan Nazm al-durar-nya dan sebuah karya tentang astronomi.
Setelah melakukan Ziarah pada 649/1252, ia kembali untuk menyaksikan jatuhnya Ayyūbid, dan berdirinya Dinasti Mamlūk.
Dalam Ramadān 659/Agustus 1261, Baybars mengirimnya sebagai utusan untuk Raja Sisilia, Manfred, yang dia temui di Barletta di Italia selatan dan kepada siapa dia mendedikasikan sebuah risalah tentang logika, Risāla al-Anbrūriyya, yang hilang.
Sekitar tahun 663 Hijriah/Mei 1264, Ibn Wāsil kembali ke kota asalnya Hamāt, di mana dia diangkat menjadi hakim ketua tetapi mencurahkan waktunya untuk menulis, melansir dari muslimheritage.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR