Suar.ID -Local pride, kebanggaan lokal!
Itulah salah satu frasa yang begitu menggema selama gelaran Piala Menpora 2021.
Frasa ini merujuk kepada tim-tim peserta Piala Menpora 2021 yang bangga dengan pemain-pemain lokal mereka. Tak satu pun pemain asing—atau natularisasi—yang ada dalam tim tersebut.
Secara tidak langsung, juga menjadi ajang pembuktian bahwa kualitas pemain lokal tak kalah hebat dengan nama-nama impor ataupun naturalisasi.
Tiga tim yang paling menyita perhatian adalah PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.
Nama terakhir bahkan membuktikan, dengan pemain lokal mereka bisa menembus babak semifinal. Saat tersingkir dari Persija Jakarta yang materi pemainnya jauh lebih mentereng, itu pun “cuma” melalui adu tendangan penalti, lewat tos-tosan.
Babak semifinal Piala Menpora 2021 digelar dengan sistem tandang-kandang. Artinya tiap-tiap tim akan bertanding dua kali, sebagai tuan rumah dan tim tamu.
Pertandingan semifinal mulai berlangsung sejak 15 April 2021 hingga 19 April 2021. PSM Makassar menjamu Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, menjadi pertandingan pertama leg pertama.
Berlangsung dengan sangat keras, pertandingan ini hanya menghasilkan skor 0 – 0.
Di pertandingan leg kedua, yang berlangsung pada 18 April 2021, juga hasilnya sama saja, 0 – 0. Oleh karena itu, pertandingan harus ditentukan melalui adu tendangan penalti. Di sini keberuntungan memang lebih memihak kepada Persija Jakarta, tapi mata pencinta sepakbola tanah air tertuju kepada penjaga gawang PSM Makassar, Hilman Syah, yang tampil mempesona.
Di pertandingan semifinal leg pertama lainnya, Persib Bandung yang bertindak sebagai tuan rumah berhasil mengalahkan si pemilik stadion, PS Sleman, dengan skor 2 – 1.
Sempat unggul terlebih dahulu lewat sundulan Saddam Gaffar, PSS harus merasakan gawangnya dibobol dua kali oleh Persib. Masing-masing melalui sundulan Victor Igbonefo dan Frets Butuan yang memanfaatkan kemelut di depan gawang Ega Rizky.
Persib kemudian memastikan satu tiket final setelah di pertandingan leg kedua menahan imbang PSS dengan skor 1 – 1. Di final, tim kebanggaan masyarakat Bandung itu akan bertemu Persija Jakarta, yang juga akan digelar dengan sistem tandang-kandang.
Walau gagal melaju ke babak final, pujian tetap harus diberikan, khususnya, kepada PSM Makassar. Meskipun cuma mengandalkan pemain-pemain lokal, tim besutan Syamsudin Batola itu, dengan karakter permainan mereka yang keras, berhasil menunjukkan permainan sepakbola yang ngotot tapi enak ditonton.
Kengototan mereka bahkan sudah terjadi sejak pertandingan pertama mereka saat melawan Persija Jakarta di babak penyisihan Grup B.
Di pertandingan tersebut, Zulkifli Syukur dan kawan-kawan berhasil mengandaskan tim Macan Kemayoran dengan dua gol tanpa balas.
Walau di dua pertandingan selanjutnya hasil yang diperoleh adalah seri itu cukup untuk membuat tim berjuluk Juku Eja itu lolos ke babak perempat final. Nah, di babak itulah PSM Makassar harus bertemu dengan tim local pride lainnya, yaitu PSIS Semarang.
PSM menang sebelum akhirnya kalah dengan kepala tegak dari Persija Jakarta di babak semifinal.
Seperti sempat disinggung di awal, hingga tersingkir di babak semifinal, ada satu nama pemain PSM Makassar yang sangat mencuri perhatian selama perhelatan Piala Menpora 2021.
Nama itu adalah Hilman Syah, penjaga gawang muda PSM Makassar.
Aksinya yang paling heroik tentu saja saat menghadapi Persija Jakarta, di mana dia berhasil menepis empat tendangan penalti dari Macan Kemayoran.
Tapi itu buka satu-satunya aksi ciamik yang ditunjukkan oleh pria kelahiran Kabupaten Jeneponton 23 tahun silam itu. Pada pertandingan perempat final melawan PSIS Semarang, Hilman Syah juga tampil cukup apik dengan menepis dua tendangan penalti.
Total Hilman Syah telah menepis enam tendangan penalti selama Piala Menpora 2021.
Soal performanya yang cukup mencuri perhatian, asisten pelatih tim nasional Indonesia, Nova Arianto, turut buka suara. Menurutnya, Hilman Syah sangat layak masuk skuat tim nasional.
“Semua sudah masuk dalam catatan coaching staff termasuk Hilman yang tampil baik selama Piala Menpora 2021 ini,” ujar Nova Arianto Selasa, 20 April 2021.
Meski begitu, soal kepastian dipanggil atau tidaknya dia ke tim nasional, menurut Nova, semua tergantung dari tim pelatih kiper, dalam hal ini adalah Kim Hae-woon. “Kalau soal penjaga gawang kan ada pelatih kiper, jadi saya pikir dia yang lebih paham.”
Selain PSM Makassar, tim local pride lain yang mencuri perhatian penonton Piala Menpora 2021 adalah PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya.
PSIS Semarang sendiri harus kalah dari PSM Makassar lewat adu tendangan penalti di babak perempat final—di mana Hilman Syah berhasil menepis dua penendang PSIS, yaitu wonderkid Pratama Arhan dan kapten tim Hari Nur Yulianto.
Tapi lepas dari kekalahan di babak perempat final itu, banyak kalangan yang menyebut tim Mahesa Jenar adalah salah satu penampil terbaik dalam Piala Menpora 2021. Hal itu dibuktikan dengan betapa suburnya tim besutan pelatih Dragan Dukanovic.
PSIS Semarang, berdasarkan data statistik yang ada, adalah tim paling subur selama babak penyisihan Piala Menpora 2021, dengan mencetak sembilan gol. Uniknya, PSIS Semarang selalu mencetak tiga gol di setiap pertandingan babak penyisihan Piala Menpora 2021.
Yang juga patut menjadi catatan, gol-gol yang dicetak oleh PSIS Semarnag tidak selalu dicetak oleh pemain depannya. Justru sebagian besar gol datang dari lini tengah. Pratama Arhan yang berposisi sebagai sayap kiri mencetak dua gol, sementara Fandi Eko Utomo yang seorang gelandang juga mengoleksi dua gol.
Selanjutnya adalah Persebaya Surabaya. Sejak jauh-jauh hari, tim besutan Aji Santoso itu memang ingin memberi lebih banyak pengalaman kepada anak-anak muda, terutama yang berasal dari tim junior Persebaya.
Itu dibuktikan oleh pria kelahiran Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan membawa pemain termuda dalam turnamen Piala Menpora 2021, Marselino Ferdinan, yang masih berusia 16 tahun.
Persebaya juga tak segan memainkan banyak pemain di bawah 23 tahun. Rata-rata usia pemain yang dibawa pelatih Aji Santoso ke Bandung adalah 21 tahun.
Bahkan tujuh di antara mereka masih berusia di bawah 21 tahun: Ernando Ari, Rizky Ridho, M. Supriadi, Hambali Thalib, Dicky Kurniawan, Akbar Firmansyah, termasuk juga Marselino Ferdinan. Malah, ban kapten Persebaya Surabaya dipercayakan kepada pemuda 21 tahun bernama Rachmat Irianto.
Salah satu pertandingan Persebaya paling dikenang selama Piala Menpora 2021 adalah saat kalah dari Persib Bandung di babak perempat final.
Sempat tertinggal 3 – 0 di babak pertama—dan harus bermain dengan 10 pemain setelah kiper Satria Tama diusir wasit di penghujung babak pertama—Persebaya memainkan sepakbola terbaiknya selama turnamen tersebut.
Dengan permainan ngeyel khas Bajol Ijo, anak-anak muda-muda Persebaya terus meneror lini pertahanan Persib yang digalang oleh bek senior Victor Igbonevo dan legiun asing asal Belanda, Nick Kuipers.
Memang hanya dua gol yang berhasil disarangkan para pemain Persebaya—yang memaksa mereka harus gagal ke babak semifinal—tapi itu lebih dari cukup untuk menunjukkan kepada kita semua, masa depan tim asal Surabaya itu terang-benderang.
Bahkan permainan Persebaya di babak perempat final itu mendapat pujian langsung dari pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts. Tanpa sungkan pria Belanda menyebut anak-anak muda Persebaya bermain dengan luar biasa.
“Pemain muda mereka luar biasa, mereka sudah sangat siap di liga, karena mereka punya talenta pemain muda,” ujar Rebe Alberts.
Pun demikian dengan pelatih Persebaya sendiri. Aji Santo mengaku cukup bangga dengan apa yang ditunjukkan oleh anak asuhnya. “Saya cukup bangga dengan mereka, jadi nanti untuk persiapan kompetisi Liga 1, kami tinggal menambahkan pemain asing,” ujar Aji Santoso yakin.
Kita berharap, ke depannya semoga banyak klub di Indonesia yang tak ragu memberi kesempatan kepada talenta-talenta lokal mereka. Karena buktinya, selama Piala Menpora 2021 ini, yang lokal yang banyak mencuri perhatian.
Salut kepada PSM Makassar, PSIS Semarang, dan Persebaya Surabaya.