Bagaimana Bisa Mentalitas dan Karier Pemain Sepakbola Bisa Jatuh Karena Star Syndrome? Simak Penjelasannya!

Tatik Ariyani

Editor

Nomor Punggung pemain sepakbola, Ronaldo Kanan, Messi Kiri
Nomor Punggung pemain sepakbola, Ronaldo Kanan, Messi Kiri

Intisari-Online.com - Star syndrome bisa menjatuhkan mental pemain sepakbola, bagaimana bisa?

Tak heran jika para penggemar memberikan pujian kepada pemain sepakbola apalagi pemain profesional.

Namun ketika kemampuan dan skil tinggi yang tidak dibarengi dengan prestasi yang gemilang terkadang akan menjadi senjata makan tuan.

Hal itulah yang mungkin hingga kini menjadi permasalahan bagi pemain berbakat yang tiba-tiba kebintangannya meredup.

Baca Juga: Star Syndrome, Penyakit Tak Terlihat yang Bisa Menjatuhkan Mentalitas Juga Karier Pemain Sepakbola

Padahal sebelumnya banyak pujian dari berbagai khalayak, entah suporter atau media yang mengiring opini publik ke ranah yang lebih luas.

Fenomena serupa mungkin kerap sekali terjadi di Indonesia, ketika beberapa nama pemain Indonesia dianggap calon bintang dan digadang-gadang akan menjadi pemain yang berjaya.

Namun, seiring waktu berjalan, setelah pujian-pujian mulai meredup karier beberapa pemain ini juga ikut meredup.

Hal itulah yang disebut sebagai Star Syndrome, di mana sebuah kondisi seseorang yang terlalu asyik dengan popularitasnya sehingga lupa pada ekspektasi publik yang harus dipenuhi.

Baca Juga: Penyakit Psikologis Star Syndrome Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya

Star Syndrome biasa dialami oleh orang yang menjadi publik figur seperti pemain sepakbola, artis, hingga pejabat.

Star Syndrome awalnya hanya akan membuat seseorang menjadi lebih kompetitif namun ada kecenderungan destruktif.

Kerugian ini biasanya sangat terasa di dalam dunia sepak bola, ketika ada satu nama yang dibintangkan dan dipuja setinggi langit.

Ia akan merasa menjadi tumpuan satu tim padahal hal itu bukanlah hal yang baik mengingat sepak bola adalah olahraga tim.

Ketika seseorang menjadi dominan dalam satu tim saat itulah sifat egois dan perasaan berdiri lebih tinggi dari lainnya akan muncul.

Baca Juga: Dengan 'Peta Jalan Keabadian', Seorang Ilmuwan Ungkap 4 Rencana untuk Membawa Manusia pada Keabadian, 'Manusia Bisa Abadi dan Orang Mati Bisa Hidup Kembali'

Untuk itulah terkadang perang pelatih dan publik juga penting dalam memberikan dukungan kepada para pemain berbakat.

Supaya tidak memberikan apresiasi secukupnya dan memotivasi yang baik bagi para pemain.

Di sisi lain, pemain juga perlu perlu berhati-hati dalam menanggapi opini publik yang terlalu berlebihan.

Selebihnya pemain juga harus memiliki mentalitas yang kuat, jangan terbang hanya karena pujian dan jangan tumbang karena cacian.

Afif

Artikel Terkait